Setelah dijelaskan mengenai perbedaan pailit dan bangkrut, dalam artikel kali ini mari kita bahas mengenai faktor yang menyebabkan sebuah perusahaan dapat dinyatakan pailit.
Meskipun hampir sama, perusahaan pailit dan bangkrut ternyata memiliki perbedaan yang mencolok dari segi definisi dan penyebabnya. Faktor-faktornya pun ternyata berbeda, berikut faktor-faktor penyebab kepailitan suatu perusahaan:
Tidak Mampu Menangkap Kebutuhan Konsumen
Perusahaan yang sehat harus mampu menangkap kebutuhan konsumen agar layanan atau produk yang diberikan bisa diterima di pasar. Namun, jika hal tersebut diabaikan maka produk yang dihasilkan oleh konsumen tidak akan diserap sesuai dengan kebutuhan.
Oleh karena itu, untuk menghindari perusahaan Anda mengalami kepailitan, Anda harus mampu dan cekatan untuk menangkap kebutuhan konsumen di pasar.
Terlalu Fokus pada Pengembangan Produk
Fokus terhadap pengembangan produk memang baik adanya, namun apabila fokus yang Anda terapkan mengganggu yang lainnya, ada baiknya mengurangi tingkat kefokusan tersebut.
Untuk mengembangkan suatu produk sebaiknya jangan terlalu fokus, karena nanti malah sia-sia. Jika Anda terlalu fokus, Anda akan melupakan apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan kepekaan terhadap situasi di dalam perusahaan Anda akan terlupakan.
Ada Rasa Ketakutan Berlebihan
Memiliki rasa takut bangkrut, rugi dan lain-lain itu wajar. Namun, jangan sampai berlebihan hingga menjadi tidak fokus untuk melayani kebutuhan konsumen. Kondisi ketakutan yang berlebih harus dihindari. Jangan sampai kinerja perusahaan Anda terhambat dan mengalami kehancuran.
Berhenti Melakukan Inovasi
Inovasi dalam dunia bisnis itu penting. Apakah tidak membosankan apabila Anda bergelut dibidang yang sama dan dalam kondisi stuck? Tentu iya. Pada dasarnya, inovasi dan perkembangan itu berjalan beriringan, semakin Anda mengeluarkan inovasi suatu perusahaan, tentu perusahaan itu akan berkembang.
Seperti misalnya Nokia, raksasa ponsel pada zamannya bisa runtuh lantaran tak mau berinovasi. Sehingga dia dibalap oleh perusahaan Samsung yang saat itu kedudukannya masih jauh di bawahnya. Setelah melihat keunggulan dari Samsung, barulah Nokia hendak melakukan inovasi, namun sayang seribu sayang itu sudah terlambat.
Pergerakan Kompetitor Diabaikan
Merupakan hal yang lumrah apabila perusahaan merasakan besar kepala ketika sudah menduduki kesuksesan. Ketika sudah merasa di puncak, perusahaan kurang memperhatikan langkah dari kompetitornya yang sudah memiliki rencana lebih matang untuk menjalankan misi menggantikan posisi lawannya.
Seperti kasus Nokia VS Samsung, saat itu Nokia menganggap Samsung tak ada apa-apanya dibandingkan perusahaan miliknya. Nyatanya Samsung justru bergerak perlahan namun pasti hingga bisa menghancurkan Nokia.
Terjebak Utang
Tentunya ini yang menjadi penyebab utama dari kepailitan suatu perusahaan. Terkadang perusahaan terlalu berani mengambil risiko dengan mengambil utang yang terlalu tinggi kepada perusahaan lain. Tanpa menghiraukan bagaimana cara mengembalikannya. Hal ini lah yang membuat kepailitan dari perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: