Pelemahan mata uang rupiah belakangan ini mulai menekan pendapatan para peternak ayam. Sebelumnya harga telur yang sempat naik dikisaran Rp24 ribu per Kg, dikarenakan oleh masa ayam afkir. Saat ini harga telur dikisaran Rp21 ribu per Kg.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, dampak dari pelemahan Rupiah saat ini membuat harga pakan ternak mengalami kenaikan. Dimana kenaikan harga pakan tersebut membuat peternak ayam petelur mengeluh. Sehingga terpaksa harus menaikkan harga jualnya. Saat ini, produktifitas ayam petelur pada dasarnya sudah memasuki periode yang normal. Seharusnya harga telur ayam bisa di perdagangkan dalam rentang 18 ribu hingga 20 ribu per Kg.
"Akan tetapi, level harga Rupiah di Rp15 ribu per dolar AS, dinilai sebagai level keseimbangan baru Ditambah lagi asumsi besaran US Dolar pemerintah dalam APBN 2019 adalah Rp15 ribu per dolar AS. Sehingga perhitungan harga barang yang diimpor akan sangat berpeluang mengacu kepada besaran rupiah tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya penyesuain harga itu sendiri," katanya, Senin (22/10/2018).
Untuk pakan ternak yang bahan dasarnya adalah jagung memang sebagian harus diimpor. Belum lagi berbicara mengenai sejumlah obat-obatan yang sebagian juga harus diimpor. Jadi harga telur ayam juga akan berubah dan mencapai titik keseimbangan baru.
"Sebelumnya pemerintah juga telah merubah dengan menaikkan harga acuan telur dan daging ayam per 1 Oktober. Dimana harga telur ayam untuk acuam pembelian dari petani naik menjadi Rp17 ribu hingga Rp20 ribu. Sehingga mengacu kepada kebijakan tersebut, harga telur ayam menurut hemat saya di tingkat konsumen akan dijual dikisaran 20 hingga 22 ribu per kg," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: