Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Hanya Indonesia, Perang Dagang Juga Menyeret Perekonomian Singapura

Tak Hanya Indonesia, Perang Dagang Juga Menyeret Perekonomian Singapura Agenda kunjungan kerja Presiden Joko Widodo pada Kamis, 7 September 2017, yang bertempat di Singapura berlanjut di The Istana, yang merupakan tempat tinggal dan kantor resmi Perdana Menteri Singapura. Sekira pukul 10.30 Waktu Setempat (WS), Presiden Joko Widodo yang mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna coklat tua tiba di The Istana. | Kredit Foto: File/Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Singapura -

Bank Sentral Singapura memperingatkan pada Jumat (26/10/2018) bahwa peningkatan friksi perdagangan antara China dan Amerika Serikat kemungkinan akan merugikan ekonomi Singapura dalam beberapa bulan mendatang, meskipun Bank Sentral mengatakan dampak pertumbuhan domestik dari perselisihan itu sejauh ini sangat minim.

Singapura, negara Asia Tenggara yang notabene kecil, yang juga menjadi pusat perdagangan global, dan pusat keuangan, dipandang sebagai penentu arah ekonomi global karena ekspornya setara dengan sekitar 200 persen dari output-nya.

Sejak awal tahun ini para politisi dan pembuat kebijakan Singapura telah memperingatkan terjadinya pukulan balik dari sengketa tarif antara dua mitra dagang utama Singapura yaitu China dan Amerika.

Washington telah memberlakukan tarif pada $250 miliar barang-barang China, putaran terbaru yang datang bulan lalu, yang kemudian menjatuhkan tingkat pertumbuhan China ke fase paling lambat dalam hampir satu dekade.

"Friksi perdagangan memiliki dampak terbatas pada ekonomi Singapura sejauh ini, tetapi dampak negatif bisa menjadi lebih terlihat di bagian akhir tahun ini dan seterusnya," tutur Otoritas Moneter Singapura atau Monetary Authority of Singapore dalam tinjauan makroekonomi semi tahunannya, seperti dilansir dari The Star, Jumat (26/10/2018). 

"Ini bisa menimbulkan beberapa risiko penurunan pertumbuhan di kuartal depan," tambahnya.

Monetary Authority of Singapore (MAS) memperkirakan pertumbuhan PDB akan datang di bagian atas kisaran 2,5-3,5% untuk 2018 dan sedang sedikit pada 2019.

Bank Sentral Singapura juga melaporkan segmen elektronik yang notabene sebagai tulang punggung sektor manufaktur Singapura, adalah salah satu bidang yang akan diperhatikan karena hubungannya dengan China dalam rantai pasokan global.

"Industri lain yang mungkin merasakan imbasnya adalah sektor transportasi," tambahnya.

Sebagai informasi, Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, yang menghubungkan barat dengan Asia.

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: