Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kronologi Pencarian Pesawat JT-610

Kronologi Pencarian Pesawat JT-610 grafik berisi perbandingan antara penerbangan normal pesawat JT616 menuju Pangkal Pinang dengan penerbangan JT610 yang diperoleh dari aplikasi FlightRadar24. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Senin (29/10/2018) pagi, pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air sebagai penerbangan JT-610 dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang dilaporkan terjatuh di sekitar Kerawang.  Sore harinya, pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginformasikan kronologi dari kejadian tersebut.

Menurut Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko, sesuai informasi dari Jakarta Air Traffic Controller (ATC) (Jakarta Control), pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB dan diperkirakan akan sampai di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB. Namun, pada 06.22 WIB, pilot menghubungi Jakarta Control untuk menyampaikan permasalahan pada flight control saat terbang di ketinggian 1.700 ft. Kemudian ia meminta izin untuk naik ke ketinggian 5.000 ft dan pihak Jakarta Control mengizinkannya.

“Pada pukul 06.32 WIB, Jakarta Control kehilangan kontak dengan pesawat JT-610. Sekitar pukul 08.00 WIB, KNKT menerima informasi dari pihak Lion Air mengenai kejadian yang dimaksud,” ujar Haryo.

Kemudian, pihak KNKT membentuk command center di kantor KNKT untuk berkoordinasi dengan pihak Lion Air, Basarnas, AirNav Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, BPPT, Pelindo II, BMKG, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priuk, dan lainnya.

“Selanjutnya, pukul 08.30 WIB, Ketua KNKT dan investigator KNKT bergabung dengan Kepala Basarnas di Posko Basarnas, Kemayoran, Jakarta,” lanjut Haryo.

Setelah itu, pada 09.40 WIB, tim investigator KNTK pergi ke Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara untuk berkoordinasi dengan BPPT agar dapat menggunakan Kapal Baruna Jaya IV dalam pencarian lokasi jatuhnya pesawat JT-610. Kapal Baruna Jaya IV memiliki peralatan Multi Beam Sonar yang dapat memindai dasar laut dengan akurasi yang sangat tinggi.

“Pukul 10.00 WIB, Ketua KNKT bersama Kepala Basarnas melakukan konferensi pers mengenai kepastian informasi pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat,” tambah Haryo lagi, seperti informasi tertulis yang diterima Warta Ekonomi.

Haryo melanjutkan, pukul 10.30 WIB, tim invesigator bergerak menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk mengumpulkan data penerbangan di AirNac Indonesia dan Lion Air. Kemudian pihak KNKT berkoordinasi dengan pihak BMKG pada pukul 10.56 WIB mengenai kondisi cuaca.

“KNKT pun mengirimkan occurrence notification kepada pihak ICAO (International Civil of Aviation Organization), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Amerika Serikat NTSB (National Transportation Safety Board) dan India AAIB (Aircraf Acciden Invesigation Bureau),” papar Haryo lagi.

Akhirnya, pada 14.00 WIB, tim investigator KNKT menuju Pelabuhan Tanjung Priuk untuk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut perihal penggunaan Kapal Navigasi (KN) Enggano dengan membawa pinger locator milik KNKT. Dengan begitu, tim dapat mencari lokasi jatuhnya pesawat JT-610.

“Dalam investigasi ini, KNTK menerima tawaran kerja sama dan bantuan pihak Singapura TSIB (Transport Safety Investigation Bureau) dan Malaysia AAIB (Air Accident Investigation Bureau),” tutup Haryo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: