Gubernur Jatim, Soekarwo secara tegas menyatakan, bahwa potensi pasar ekonomi digital di Jatim sangat baik. Pasalnya kata Pakde Karwo sapaannya, sektor UMKM dari tahun ketahun tumbuh dengan pesat, serta menjadi tulang punggung atau backbone perekonomian Jatim.
“Bahkan, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja terbanyak di wilayah Jatim,” katanya beberapa waktu lalu.
Untuk itu, Pakde Karwo menawarkan kepada negara Jepang untuk bekerjasama memperkuat ekonomi digital di Jatim. Saat ini, Pemprov Jatim telah siap memasuki era industri digital, dan telah membuat berbagai aplikasi serta marketplace yang bekerjasama dengan sejumlah platform digital berskalanasional, baik e-commerce maupun platform media massa online.
“Untuk itu, pemprov Jatim mengajak negara Jepang untuk menjalin kerja sama di sektor ini sekaligus mempererat persahabatan antar negara,” sambung Pakde Karwo.
Pakde Karwo memaparkan, salah satu contoh aplikasi dan marketplace yang telah disediakan Pemprov Jatim adalah East Java Investment Super Coridor (EJISC) yang memuat semua informasi tentang potensi daerah atau prospektus Jatim secara online.
“Marketplace yang kami sediakan akan mempermudah, memfasilitasi, dan memperluas pasar antara seller and buyer, karena tersedia informasi produk-produk unggulan, ketersediaan stok barang, baik di dalam negeri, di daerah manapun yang sudah masuk kedalam marketplace. Saat ini sudah ada 450 ribu UMKM dengan berbagai macam produk yang telah memanfaatkan marketplace kami," katanya.
Dengan hadirnya berbagai aplikasi dan marketplace Jatim ini, maka pengusaha Jepang dapat langsung bergabung. Keuntungannya, buyer dari Jepang bisa langsung melihat produk-produk unggulan UMKM Jatim secara online. Dan sebaliknya, bagi seller, produk yang mereka tawarkan juga bisa dilihat secara online oleh buyer dari Jatim.
“Jadi pengusaha Jepang tidak perlu membuat aplikasi dan marketplace sendiri, cukupbergabung dengan kami, dan kita fasilitasi semua prosesnya. Marketplace Jatim siap dengan IJB Net. Inilah yang kami tawarkan," lanjutnya.
“Pada 2012, UMKM di Jatim jumlahnya mencapai 6,8 juta, lalu pada 2016 jumlah UMKM Jatim meningkat menjadi 12,1 juta. Bahkan pada PDRB Jatim tahun lalu yang totalnya mencapai Rp2.019 triliun, sektor UMKM memberikan kontribusinya sebesar Rp1.161 triliun atau 57,52 %, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 94,7 %,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Umum IJB Net, Suyoto Rais mengatakan, IJB Net didirikan oleh alumni Indonesia dari Jepang di berbagai organisasi dan didukung oleh diaspora Indonesia di Jepang.
“Kami juga inginmengadopsi teknologi dan impor produk Jepang yang belum ada di Indonesia, serta membantu kolaborasi antarperusahaan kedua negara. Dan tentu, IJB-Net siap bersinergi dengan akademisi, pelaku bisnis, dan instansi pemerintah, termasuk bergabung dengan marketplace yang digagas oleh Gubernur Jatim," katanya.
Ketum IJB-Net Suroto menambahkan, visi yang diusung IJB-Net adalah menjadi organisasi yang terpercaya untukmembantu kolaborasi Indonesia-Jepang. Usaha itu bertujuan untuk mewujudkan visi IJB-Net, yakni melakukan berbagai upaya konkrit, diantaranya meningkatkan eksporproduk unggulan, membantu adopsi teknologi aplikatif, dan memperbanyak kolaborasi bisnis Indonesia-Jepang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil