Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu VUCA?

Apa Itu VUCA? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

US Army War College memperkenalkan premis VUCA untuk menggambarkan sifat rapuh di Afghanistan dan Irak setelah Perang Dingin. Unikya, istilah tersebut kemudian digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari perusahaan berorientasi profit hingga pendidikan. Akronim dari VUCA ialah Volatility, Uncertainity, Complexity, dan Ambiguity.

Secara umum, VUCA berkaitan dengan cara orang melihat kondisi saat membuat keputusan, merencanakan, mengelola risiko, mendorong perubahan, dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, VUCA dinilai dapat mendorong kapasitas sebuah perusahaan dalam menghadapi perubahan dinamis di dunia bisnis, terutama pada era transformasi digital seperti saat ini.

Melalui VUCA, sebuah perusahaan akan memiliki kapasitas untuk mengantisipasi isu yang membentuk kondisi, memahami konsekuensi masalah dan tindakan, menghargai kebersalingbergantungan variabel,  mempersiapkan diri menghadapi realitas dan tantangan alternatif, dan mengidentifikasi dan memahami peluang yang relevan.

VUCA dapat mendefiniskan perilaku sebuah kelompok dan individual sebuah organisasi  dalam mengidentifikasi kegagalan sistem dan kegagalan perilaku. Bahkan, untuk sebagian besar organisasi kontemporer di macam-macam sektor (bisnis, militer, pendidikan, dan lainnya), VUCA merupakan kode praktis untuk kesiapan dan kesadaran dalam mengatasi perubahan.

Perusahaan harus mengatasi masalah VUCA secara terpisah. Untuk mengatasi Volatility, perusahaan dapat menimbun sumber daya. Hal itu akan memakan biaya yang cukup mahal sehingga pemerintah harus mengukur skala upaya untuk risiko yang dihasilkan. Volatility memiliki kekuatan yang memicu katalisasi (proses mempercepat perubahan). Ia dapat berbentuk perubahan skala besar yang terjadi tiba-tiba dan menghasilkan pengambilan keputusan yang terburu-buru.

Maka dari itu, perusahaan dituntut belajar menanggapi dan mengelola perubahan dengan lebih efektif. Perusahaan harus menerapkan respons yang proaktif dalam mengatasi perubahan dalam lingkungan disruptif yang menimbulkan masalah komando dan struktur.

Sementara, Uncertainity dapat dihadapi dengan mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan menyebarkan informasi. Salah satu solusinya adalah memanfaatkan teknologi Big Data. Dalam hal ini, perusahaan  pun harus mampu mengetahui dan memahami isu dan peristiwa di sekitar merekadan  mampu menghubungkan tiap peristiwa berdasarkan input parsial.

Selanjutnya, Complexity atau masalah berkepanjangan yang dihadapi sebuah perusahaan. Perusahaan diharuskan untuk mengatasi kompleksitas tersebut dengan menghubungkan titik-titik masalahnya. Hal yang harus dilakukan adalah memecah masalah tersebut dan menyelesaikannya satu per satu dengan spesialisasi yang dikembangkan.

Yang terakhir adalah Ambiguity, kekaburan realitas yang dapat memicu kesalahpahaman dalam berbagai kondisi. Risiko yang akan dihadapi perusahaan karena adanya ambiguitas, pengambilan keputusan yang didasari pemahaman terbatas. Untuk itu, perusahaan perlu melakukan eksperimen, simulasi, uji hipotesis, dan pembuatan prototipe agar mendapatkan gambaran hasil yang akurat.  Hal itu dapat menghindari salah langkah dalam pengambilan keputusan.

Secara keseluruhan, VUCA tak akan membahayakan perusahaan bila dihadapi dengan cara yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan segala risiko dalam setiap pengambilan keputusan ketika mengatasi perubahan dinamis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: