Para pemimpin Iran mengecam Washington ketika pemerintahan Trump menaikkan sanksi ekonomi ke level maksimum mereka, dengan mengatakan tindakan hukuman terbaru tersebut dan menyerukan sebuah aksi balasan untuk menekan AS sebagai balasannya.
Pernyataan itu menunjuk pada peningkatan ketegangan yang tajam antara Washington dan Teheran ketika administrasi Trump memberlakukan larangan atas impor minyak dari Iran dan mendaftarkan lebih dari 700 bank, perusahaan, dan individu Iran di bawah sanksi.
Presiden Hassan Rouhani dari Iran ketika diliput oleh televisi nasional ketika mengecam aksi tersebut dan menyerukan tindakan balasan yang tidak ditentukan kapan waktunya.
“Sanksi yang tidak adil bertentangan dengan hukum, resolusi dan kesepakatan internasional. Oleh karena itu, kami dengan bangga akan melanggar sanksi AS,” ujar Rouhani, seperti dilansir dari The Star, Rabu (7/11/2018).
"Itu tidak akan berhasil hanya melalui kata-kata," tambahnya.
"Tindakan berarti memberi tekanan balik ke AS sehingga mereka tidak berani melanjutkan sanksinya," tuturnya.
Karena eskalasi sanksi, AS juga mengambil serangkaian langkah untuk mengurangi dampaknya terhadap negara-negara di seluruh dunia yang telah membuka kembali pintu mereka untuk berdagang dengan Iran sejak perjanjian nuklir Iran 2015 mulai berlaku.
Presiden Trump menarik diri dari perjanjian itu pada bulan Mei, dengan mengatakan jika perjanjian itu tidak memadai dan menerapkan sanksi baru untuk memaksa Iran membuat kesepakatan baru, yang telah secara tegas ditolak oleh Iran.
Trump sementara waktu membebaskan delapan negara dari sanksi AS terhadap pembelian minyak Iran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: