Cegah Pengaruh China, Australia Siapkan $2,18 Miliar untuk Negara Pasifik
Australia akan menawarkan negara-negara Pasifik dana hingga A$3 miliar ($2,18 miliar) dalam bentuk hibah dan pinjaman murah untuk membangun infrastruktur, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pada Kamis (8/11/2018), ketika Canberra berusaha untuk melawan pengaruh China di wilayah tersebut.
Australia dan China telah berlomba-lomba untuk mempengaruhi negara-negara di pulau Pasifik yang notabene minim penduduk namun mengendalikan banyak lautan kaya sumber daya.
China telah menghabiskan US$1,3 miliar untuk pinjaman lunak dan hadiah sejak 2011 untuk menjadi donor terbesar kedua di Pasifik setelah Australia, yang langsug memicu kekhawatiran di Barat bahwa beberapa negara kecil bisa berakhir terlalu terbebani dan dalam utang ke Beijing.
“Pemerintah Australia punya hak istimewa untuk memimpin, mengembalikan Pasifik ke tempat yang seharusnya,” ungkap Morrison dalam pidato yang mengumumkan inisiatif Pasifik baru.
Morrison mengatakan Australia akan menciptakan dana infrastruktur senilai A$2 miliar yang akan diinvestasikan dalam sektor telekomunikasi, energi, transportasi, dan proyek-proyek air bersih.
Australia juga akan memberikan tambahan daan A$1 miliar pembiayaan yang menawarkan pinjaman kepada perusahaan swasta yang tidak dapat memperoleh dana dari pemberi pinjaman tradisional, untuk berinvestasi di Pasifik.
Morrison mengatakan Australia juga akan memperluas kehadiran diplomatiknya di Pasifik, dengan mengirim staf pemerintahan ke Palau, Kepulauan Marshall, Polinesia Prancis, Niue dan Kepulauan Cook.
Australia juga mengatakan akan memperkuat hubungan pertahanan dan keamanan dengan pulau-pulau Pasifik melalui latihan dan pelatihan gabungan baru.
Sementara Morrison tidak menyebut China dalam pidato kebijakan luar negerinya yang paling terperinci sejak ia menjadi perdana menteri keenam Australia dalam dekade terakhir pada bulan Agustus.
“Australia bereaksi terhadap apa yang dilakukan China. Australia membutuhkan lebih banyak alat untuk terlibat dengan Pasifik,” ungkap Jonathan Pryke, seorang pakar kebijakan luar negeri Kepulauan Pasifik dengan Lowy Institute, sebuah lembaga pemikir Australia.
Hubungan antara Australia dan China, mitra dagang terbesarnya, telah tegang sejak Australia menuduh China ikut campur dalam urusan domestik akhir tahun lalu.
"Pengumuman ini akan menjadi alat ukur apakah Australia dapat meningkatkan hubungan dengan Beijing sambil melakukan hal-hal yang sebelumnya mengganggu China," tutur Nick Bisley, profesor hubungan internasional di Melbourne La Trobe University.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne pada Kamis (8/11/2018) akan bertemu rekannya dari Tiongkok di Beijing, kunjungan pertama oleh menteri luar negeri Australia dalam dua tahun setelah hubungan bilateral memburuk.
Pada bulan Mei, Australia mengatakan akan menghabiskan sekitar A$200 juta untuk mengembangkan kabel internet bawah laut ke Papua Nugini (PNG) dan Kepulauan Solomon di tengah kekhawatiran keamanan nasional tentang Huawei Technologies Co Ltd China [HWT.UL].
Awal bulan ini, Australia mengatakan akan membantu PNG membangun pangkalan angkatan laut, dan ingin mengalahkan China sebagai mitra yang mungkin untuk pengembangan pelabuhan di Papua Nugini.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters jika Australia khawatir pelabuhan itu dapat menampung kapal-kapal militer di perairan strategis yang penting di kawasan Asia Pasifik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: