Inilah Alasan China Kirim Jet Tempur ke Tetangga Indonesia, Asia Pasifik Waswas
Angkatan udara China mengirim jet tempur dan pesawat pengebom ke Thailand untuk latihan bersama dengan militer Thailand pada Minggu (14/8/2022).
Pelatihan itu akan mencakup dukungan udara, serangan ke sasaran darat dan pengerahan pasukan skala kecil dan besar, kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs webnya.
Baca Juga: Parlemen Amerika Membandel, China yang Murka Gelar Lebih Banyak Latihan Militer di Dekat Taiwan
Kegiatan militer China yang berkembang di kawasan Asia-Pasifik telah mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutunya dan merupakan bagian dari persaingan strategis dan ekonomi yang berkembang yang telah mengobarkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengunjungi Thailand pada Juni sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat apa yang disebutnya "jaringan aliansi dan kemitraan tak tertandingi" Amerika di kawasan itu.
Latihan Falcon Strike akan diadakan di Pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Udorn di Thailand utara dekat perbatasan dengan Laos. Jet tempur Thailand dan pesawat peringatan dini udara dari kedua negara juga akan ambil bagian.
Pelatihan ini dilakukan saat AS mengadakan latihan tempur di Indonesia bersama Indonesia, Australia, Jepang, dan Singapura dalam iterasi terbesar dari latihan Super Garuda Shield sejak dimulai pada tahun 2009.
Ini juga mengikuti pengiriman kapal perang, rudal, dan pesawat China ke perairan dan udara di sekitar Taiwan sebagai tanggapan mengancam atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim China sebagai wilayahnya.
Kurt Campbell, penasihat utama Presiden Joe Biden di Indo-Pasifik, mengatakan pada hari Jumat bahwa AS akan mengambil langkah tegas untuk mendukung Taiwan, termasuk mengirim kapal perang dan pesawat melalui jalur air selebar 160 kilometer (100 mil) yang memisahkan Taiwan dan Cina.
"Kami akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana hukum internasional mengizinkan, konsisten dengan komitmen lama kami terhadap kebebasan navigasi," katanya dalam panggilan telepon dengan wartawan.
"Dan itu termasuk melakukan transit udara dan laut standar melalui Selat Taiwan dalam beberapa minggu ke depan," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: