Argentina Gandakan Kesepakatan Currency Swap dengan China Sebesar $18,7 Miliar
Bank sentral Argentina menyatakan bahwa pihaknya akan hampir menggandakan kesepakatan pertukaran mata uangnya dengan China, sehingga total menjadi 130 miliar yuan ($18,7 miliar), karena Beijing terlihat memperluas pengaruhnya di negara Amerika Latin yang dilanda resesi.
Presiden Bank Sentral Guido Sandleris, yang berada di China menyelesaikan perjanjian, mengatakan bahwa kesepakatan untuk 70 miliar yuan akan diperluas sebesar 60 miliar yuan, menurut juru bicara bank.
"Perjanjian itu praktis dilakukan, hanya minus beberapa rincian formal untuk menyelesaikan proses," ungkap Sandleris.
Argentina dan China pertama kali menyetujui program pertukaran mata uang untuk meningkatkan cadangannya yang berkurang pada tahun 2009 di bawah mantan Presiden Cristina Fernandez.
Tahun lalu, di bawah Presiden Mauricio Macri, mereka setuju untuk memperpanjang program selama tiga tahun lagi.
China telah menggunakan transaksi mata uang, pembiayaan untuk proyek infrastruktur, dan investasi lainnya untuk memperluas pengaruhnya di Argentina dan di seluruh Amerika Latin.
“Ketika AS mencari pengaruh ke dalam, China terus berinvestasi di wilayah tersebut. Antara pertukaran mata uang dan investasi teknologi, China sedang mengisi kesenjangan di Amerika Latin,” ungkap Nathan Lustig, managing partner di Magma Partners, sebuah perusahaan investasi startup asal Chile, seperti dikutip dari Arab News, Jumat (9/11/2018).
Perjanjian swap datang menjelang KTT G20 profil tinggi ekonomi utama dunia yang akan diadakan di Buenos Aires pada akhir November, yang akan diselenggarakan oleh Argentina.
Bank sentral Argentina memiliki sekitar $54,25 miliar cadangan, setelah negara itu menandaskan perjanjian pembiayaan dengan Dana Moneter Internasional bulan lalu.
Argentina beralih ke sumber pendanaan eksternal setelah ekonomi yang buruk dan berpengaruh pada mata uang peso awal tahun ini memicu kegugupan para investor mengenai apakah negara itu dapat melunasi utang internasionalnya pada 2019.
Sandleris mengambil alih peran presiden bank sentral pada bulan September setelah pendahulunya tiba-tiba mengundurkan diri di tengah negosiasi untuk memperluas perjanjian IMF menjadi $56,3 miliar, merupakan peristiwa pendanaan terbesar dalam sejarah Argentina.
Di bawah Sandleris, peso telah stabil setelah bank sentral memulai kebijakan untuk membatasi pertumbuhan dalam basis moneter negara. Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi ketika negara berjuang untuk keluar dari resesi.
"Selama bulan pertama kebijakan moneter baru kami, kami mencapai tujuan pertumbuhan nol dalam basis moneter, dan kami akan terus memenuhi tujuan itu dalam beberapa bulan mendatang," ungkap Sandleris.
Sandleris menambahkan bahwa dampak kebijakan terhadap inflasi tidak akan segera terjadi. Inflasi Argentina pada 2018 diperkirakan mencapai 47,5 persen, menurut jajak pendapat bank sentral terbaru.
Peso telah kehilangan hampir setengah nilainya terhadap dolar sepanjang tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: