Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai perbankan khususnya bank kecil di masa mendatang secara alami akan melakukan konsolidasi. Hal ini lantaran seluruh bank harus lebih cepat dan serius dalam melakukan pengembangan digital.
Ketua Umum Perbanas, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan bukan hanya bank besar saja yang harus punya kemampuan untuk mengembangkan digital banking dan mengelola likuiditas, namun bank kecil juga dituntut melakukan hal serupa. Untuk menjawab hal tersebut, bank kecil harus melakukan konsolidasi.
"Perbankan di masa depan memang harus ada konsolidasi. Karena memang itu ke depan tantangannya, terutama dari sisi likuiditas," katanya di Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Tiko sapaan akrab Kartika menyebut, bukan hanya teknologi saja yang menjadi tantangan bagi bank kecil ke depan. Masalah likuiditas juga menjadi isu penting yang harus dapat diatasi.
Apalagi saat ini, sejalan dengan iklim ekonomi yang belum stabil dibarengi dengan tren kenaikan bunga, perebutan Dana Pihak Ketiga (DPK) terutama Dana Murah (CASA) bakal semakin sengit.
Faktanya saat ini, bank yang punya platform serta cabang yang cukup banyak memang lebih punya peluang untuk mengumpulkan DPK yang lebih banyak. Hal ini pula yang menjadi kendala bagi sebagian bank kecil yang kapasitasnya tidak sebesar bank-bank raksasa.
Maka dari itu, dengan sendirinya bank akan melakukan konsolidasi guna memperkuat struktur baik permodalan dan teknologi, yang nantinya dapat mendorong perluasan bisnis.
"Ini memang menjadi tantangan. Kami (Perbanas) melihat proses konsolidasi tidak harus secara terstruktur dan diarahkan, tapi harus secara natural. Pun, proses ini akan terjadi 100%," katanya.
Contoh konsolidasi bank saat ini pun telah terjadi, paling baru misalnya PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk yang diakuisisi oleh Sumitomo Mitsui Banking Coorporation (SMBC) dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang dicaplok oleh The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (MUFG).
"Secara natural konsolidasi pasti terjadi, karena ada kebutuhan investasi IT, pembangunan branch (cabang). Ini memang menjadi keharusan untuk pertahanan mereka. Hal ini akan terjadi tanpa adanya arahan dari regulator," ungkapnya.
Atas pertimbangan tersebut, Tiko menyebut bank di Tanah Air akan berkurang. Pasalnya, hanya bank-bank yang memiliki kekuatan secara skala fisik dan digital yang bisa bertahan di era digital saat ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: