Kementrian Pertanian (Kementan) mengklaim upaya diversifikasi produk ekspor pertanian mulai menuai hasil. Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Banun Harpini, mengungkapkan sejak 2015 hingga kini telah bertumbuh komoditas ekspor yang sifatnya andalan baru atau emerging. Buah manggis adalah salah satunya.
Banun mengatakan ekspor manggis Indonesia sudah merambah sebanyak 23 negara. Adapun total nilai perdagangan manggis sepanjang 2015-2018 mencapai Rp11,62 triliun. Sementara untuk produk hewan, produk yang terus menunjukan tren peningkatan volume dagang adalah sarang burung walet dengan nilai total perdagangannya mencapai Rp 107,2 triliun.
"Hampir seluruh negara didunia menerima komoditas ini,” kata Banun di Jakarta, Kamis (22/11/2018)
Ia menambahkan bahwa ekspor sarang burung walet ini menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 volume ekspor sarang burung walet mencapai 700,66 ton. Kemudian meningkat 773,22 ton di tahun 2016 dan di 2017 sebesar 1.158,15 ton.
“Hingga Oktober 2018 volume ekspornya mencapai 1.135,09 ton,” ucapnya.
Selain dua produk di atas, Barantan lanjut Banun juga mencatat produk pertanian yang khas dan digemari mancanegara, antara lain: tanaman dan bunga hias, produk pertanian organik, lidi, daun kelor, ulat, produk turunan kelapa dan daun ketapang.
“Kami juga terus mengembangkan layanan-layanan dalam mendorong kinerja ekspor khususnya pertanian. Diantaranya laboratorium yang berstandar internasional, layanan prioritas ekspor, in-line inspection, e-certification dan berbagai kebijakan teknis dalam mendukung akselerasi,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: