May Minta Dukungan Rakyat Inggris Keluar dari Uni Eropa Lewat Surat, Isinya Menyentuh
Perdana Menteri Theresa May menyampaikan seruan langsung menyentuh ke warga Inggris untuk mendukung kesepakatannya keluar dari Uni Eropa pada Minggu, bahkan jika partainya tidak mendukung perjanjian.
May bertemu dengan 27 pemimpin lain Uni Eropa di Brussels pada akhir pekan ini untuk menandatangani perjanjian perceraian dan pernyataan politik untuk mengakhiri lebih dari 40 tahun sebagai bagian dari kelompok terbesar perdagangan dunia itu.
Dalam surat terbuka untuk bangsanya, May mengatakan akan berkampanye dengan "hati dan jiwa" untuk mendapatkan kesepakatan Brexit melalui parlemen Inggris, yang diduga semakin mendapatkan perlawanan sengit dari beberapa anggota parlemen Partai Konservatif-nya dan sekutu dalam Partai Unionis Demokratik Irlandia Utara (DUP).
"Itu akan menjadi kesepakatan dalam kepentingan nasional kita, yang bertugas untuk seluruh negara kita dan semua rakyat kita, baik Anda memilih "Tinggalkan" atau "Tetap", katanya.
Surat kabar pada Minggu menyatakan unsur berbeda di partainya menyiapkan rencana lain Brexit untuk menjaga Inggris lebih dekat ke EU saat kesepakatannya gagal seperti yang diperkirakan banyak orang.
Itu termasuk yang ditetaskan sekutu dekatnya, seperti, menteri keuangan Philip Hammond dan menteri pekerjaan dan pensiun Amber Rudd, kata "The Sunday Times" tanpa mengutip sumber.
"The Sunday Telegraph" menyatakan terdapat rencana di kedua sisi Selat Inggris untuk "Rencana B". Salah satunya adalah hubungan gaya Norwegia dengan Brussels, dengan Inggris akan memiliki "cara keluar" lebih pasti dari aturan EU tetapi akan menjadi tidak dapat mengakhiri pergerakan bebas pekerja dari kelompok itu, unsur paling politis dari Brexit.
Dalam suratnya itu, May mendesak warga Inggris memulai zaman baru kesatuan politik ketika meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019 dan meninggalkan pertarungan pahit, yang dipicu Brexit.
"Saya ingin itu menjadi saat pembaruan dan rujuk untuk seluruh negara kita. Itu harus menandai titik ketika kita mengesampingkan cap "Tinggalkan" dan "Tetap" untuk selamanya dan datang bersama lagi sebagai satu bangsa," katanya.
"Parlemen akan memiliki kesempatan untuk melakukan itu dalam beberapa pekan saat memiliki suara berarti pada kesepakatan tersebut," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar