Beri Pelindungan Maksimal, Cigna Indonesia Gandeng Sampoerna Strategic
Perusahaan asuransi jiwa Cigna Indonesia meresmikan kerja sama strategis dengan Sampoerna Strategic untuk penyediaan solusi perlindungan kepada karyawan serta pelanggan dan mitra kerja.
"Ini sejarah bagi Cigna Indonesia karena ini merupakan kerja sama strategis pertama bagi kami," ujar Presiden Direktur Cigna Indonesia, Herlin Sutanto saat jumpa pers di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (27/1/2018).
Herlin menjelaskan, penandatanganan kerja sama dilakukan pada 9 November 2018 lalu, setelah sekitar satu tahun melakukan penjajakan. Ternyata, lanjut Herlin, kedua perusahaan memiliki visi dan misi yang sama, sehingga kerja sama strategis bisa terjalin.
"Seperti pernikahan, akad nikahnya 9 November, resepsinya 27 November. Ternyata kami memiliki kecocokan, ingin memberikan solusi yang terbaik untuk masyarakat Indonesia agar sehat, bahagia, dan memiliki masa depan yang baik," kata Herlin.
Hal senada dikatakan Bambang Sulistyo, perwakilan dari Sampoerna Strategic. Menurut dia, sebelum menjalin kerja sama, pihaknya terlebih dulu menyamakan visi dan misi, ternyata selaras. Sesuai filosofi 'Anggarda Paramita' di logo Sampoerna Strategic yang berarti 'Menuju Kesempurnaan' sebagai jalan hidup, sebuah pencarian tanpa akhir untuk kesempurnaan yang terintegrasi dalam semua aspek grup Sampoerna Strategic.
"Kami selalu berupaya melakukan yang terbaik, tidak hanya untuk internal, tetapi juga berkontribusi bagi eskternal, yaitu kepada bangsa dan negara," ujar Bambang.
Disebutkan, melalui kerja sama strategis itu, Cigna Indonesia mendapatkan akses untuk menawarkan solusi perlindungan kelas dunia kepada karyawan dan pelanggan perusahaan di Sampoerna Strategic. Berkat kerja sama itu, pelanggan dan karyawan Sampoerna Strategic juga memperoleh akses istimewa kepada solusi perlindungan Cigna Indonesia yang paling relevan dan didukung layanan digital inovatif.
Produk-produk yang ditawarkan merupakan produk asuransi kesehatan, asuransi jiwa, hingga beragam produk unit link. Semua produk itu akan ditawarkan lewat jalur distribusi financial services consultant terlatih, serta tenaga pemasar telemarketing yang menjadi salah satu kekuatan Cigna di Indonesia. Cigna Indonesia dan Sampoerna Strategic juga akan berkolaborasi menyediakan asuransi kesehatan yang merupakan bagian dari employee benefit di lingkungan Sampoerna Strategic.
Herlin mengatakan, potensi yang diperoleh Cigna dari kerja sama itu sangat besar. Namun, ia enggan menyebutkan berapa potensi yang bisa direngkuh tersebut. "Kami tidak bisa menyebutkan angka, tapi targetnya cukup strategis," ujarnya.
Apalagi, tambah dia, jaringan bisnis Sampoerna Strategic sangat besar, meliputi keuangan, agrikultur, kayu, pendidikan, properti, dan telekomunikasi.
"Kapabilitas Sampoerna Strategic yang luar biasa dan pengalaman panjang di bisnis keuangan, agrikultur, kayu, pendidikan, properti, dan telekomunikasi, menunjukkan komitmen Sampoerna dalam membantu masyarakat Indonesia meningkatkan kualitas hidup mereka," papar Herlin.
Pihaknya mengapresiasi Sampoerna Strategic yang mau meminjamkan 'tangan dan telinga' untuk Cigna Indonesia, sehingga mampu melayani dan mendengarkan kebutuhan para pelanggan dan karyawan Sampoerna Strategic yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ali Rukmijah menjelaskan, saat ini jumlah karyawan Sampoerna Strategic sekitar 100.000 orang, nasabah sekitar 150.000 orang, dengan mitra kerja sekitar 150 cabang, dan kantor Bank Sahabat Sampoerna sebanyak 20 cabang, belum lagi sejumlah diler dari perusahaan perkebunan dan kayu.
"Kami memilih Cigna karena didukung pengalaman global yang luar biasa. Selain itu, Cigna sudah 30 tahun di Indonesia dan memiliki produk yang cukup luas baik untuk masyarakat level atas dan bawah, sesuai dengan kelompok bisnis Sampoerna Strategic. Banyak kegiatan bisa kami lakukan bersama-sama, termasuk untuk melahirkan produk-produk baru dan menuangkan ide-ide bersama," ujar Ali.
Ia menambahkan, saat penjajakan kerja sama, ternyata jajaran tim manajemen Sampoerna Strategic dan Cigna Indonesia sudah kenal baik. "Ini positif, mudah-mudahan bisa membantu kerja sama ini," kata dia.
Herlin pun mengakui kerja sama dengan Sampoerna Strategic juga mendukung program Cigna Indonesia yang selaras dengan program pemerintah, yakni meningkatkan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia. Saat ini penetrasi asuransi masih jauh di bawah 10%.
"Penetrasi baru sekitar tiga persen. Makanya, kami terus memperkuat jalur kemitraan, pemasaran, dan penjualan lewat digitalisasi, proposisi produk yang sesuai kebutuhan masyarakat, dan jalur distribusi yang beragam," papar Herlin.
Akhiz Nasution menambahkan, kerja sama dengan Sampoerna Strategic, Cigna akan berkembang dengan kanal distribusi baru, seperti bancassurance, digital, dan group health employee plus term life.
"Tingkat penetrasi asuransi saat ini hanya tinggi di kota-kota besar, sementara di kota-kota lapis kedua sangat rendah. Kami ingin menjangkau kota-kota itu, dan itu bisa sangat terbantu dengan adanya kerja sama dengan Sampoerna strategic. Jadi, kerja sama ini ikut meningkatkan penetrasi asuransi," tutur Akhiz.
Herlin menambahkan, sebesar 60% pelanggan Cigna Indonesia berasal dari korporasi. Saat ini, total pelanggan Cigna mencapai 1 juta pelanggan. Ia menjelaskan, Cigna Indonesia didirikan pada 1990. Cigna Indonesia merupakan anak perusahaan Cigna Corporation, sebuah perusahaan layanan kesehatan global dari Amerika Serikat yang beroperasi secara internasional di 30 negara, dan melayani sekitar 95 juta nasabah di seluruh dunia.
Kini, kata Herlin, Cigna Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, menyediakan rangkaian produk dan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah di setiap tahapan hidup mereka. Pada akhir 2017, Cigna Indonesia mencapai hasil finansial solid dengan rasio tingkat solvabilitas atau RBC (Risk Based Capital) sebesar 784%, jauh di atas peraturan pemerintah sebesar 120%. Cigna memastikan akan terus meningkatkan penetrasi asuransi di seluruh wilayah di Tanah Air.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), penetrasi asuransi jiwa mencapai 7,1%. Kepala Departemen Hubungan Internasional AAJI, Nelly Husnayati sebelumnya mengatakan, angka penetrasi itu dilihat dari besarnya jumlah tertanggung perorangan terhadap jumlah penduduk.
"Penetrasi di Indonesia masih sangat rendah, jadi peluang masih besar. Pertumbuhan juga akan terus berkembang. Tahun depan adalah tahun politik, tetapi kami dan pelaku industri asuransi akan terus memberikan solusi," tambah Herlin.
Kepala Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sahabat Sampoerna, Henky Suryaputra menilai kondisi ekonomi 2019 sangat positif walaupun masuk tahun politik.
"Banyak kebijakan baru pemerintah yang mendukung perekonomian. Belum lagi rupiah terus menguat hingga di bawah Rp14.500, inflasi terjaga. Ini sangat bagus," ujar dia.
Ia tidak melihat adanya potensi gejolak di dalam negeri. Tahun pemilu, ekonomi akan sangat positif dengan dukungan pemerintah, masyarakat, korporasi untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: