Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sering Bermasalah, BPJS Justru Dipuji Ahli Kesehatan Inggris

Sering Bermasalah, BPJS Justru Dipuji Ahli Kesehatan Inggris Petugas melayani pengurusan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (30/7). BPJS Kesehatan menargetkan pada 1 Januari 2019 minimal 95 persen penduduk Indonesia tercakup layanan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). | Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ahli jasa kesehatan asal Inggris Chris Born mengaku terkesan dengan sistem layanan asuransi kesehatan yang disediakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. "Saya sangat terkesan dengan pencapaian yang dapat diraih dalam jangka waktu yang pendek. Berdasarkan informasi yang saya terima, dalam empat tahun terakhir, sistem yang diterapkan telah dapat menjamin 76 persen dari populasi Indonesia, terhitung pekan lalu" kata Chris Born ketika berbincang dengan media di Jakarta, Rabu. 

Menurutnya, hal tersebut merupakan pencapaian yang sangat baik, mengingat rentang waktu yang cukup pendek. "Sistem jaminan kesehatan nasional Indonesia juga melayani perawatan di rumah sakit umum dan swasta. Itu hal yang sangat positif," kata mantan direktur penyedia layanan kesehatan Inggris (National Health Service/NHS) itu. 

Meski demikian, ia juga mengatakan masih ada beberapa perbaikan yang masih dapat dilakukan untuk sistem layanan kesehatan masyarakat yang lebih baik lagi. Salah satunya adalah perbaikan pelayanan di pusat-pusat kesehatan serta klinik umum maupun swasta. 

"Salah satu hal besar yang saya lihat adalah pentingnya memperkuat sistem layanan perawatan kesehatan dasar (Primary Health Care). Rumah sakit tidak dapat terus menerus menampung pasien yang jumlahnya semakin banyak. Harus ada klinik umum dan swasta yang juga dapat memberikan pelayanan yang baik," katanya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya Primary Health Care yang berkualitas karena hal itu dapat membantu mengurangi jumlah pasien yang harus pergi ke rumah sakit. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada kebutuhan untuk memperbaiki pelatihan bagi para pekerja di rumah sakit di Indonesia, terutama rumah sakit umum, serta sistem informasi (database) yang terintegrasi. 

"Saya melihat adanya kebutuhan untuk sistem informasi untuk Primary Health Care dan rumah sakit umum. Saya pikir perbaikan itu akan sangat membantu sistem pelayanan yang telah berjalan," jelasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: