Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaga Stabilisasi, Target Inflasi 2018 dalam Sasaran

Jaga Stabilisasi, Target Inflasi 2018 dalam Sasaran Gedung Perkantoran Jakarta | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi November 2018 mencapai 0,27%.  Dengan perkembangan tersebut, inflasi  secara kumulatif sampai November 2018 tercatat 2,50% (ytd) dan secara tahunan mencapai 3,23% (yoy).

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Junanto Herdiawan menilai inflasi November 2018 tetap terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5±1%

“Kami memandang inflasi yang terkendali tidak terlepas dari konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi 2018 . Ke depan, BI akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi tetap berada pada level yang rendah dan stabil,” kata Junanto di Jakarta, Senin (3/12/2018).

Junanto mengatakan inflasi yang terkendali di November 2018 lalu dipengaruhi inflasi inti yang lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya serta inflasi volatile food yang lebih rendah dari pola historis. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices tetap terjaga, meskipun meningkat dibandingkan dengan kondisi bulan Oktober 2018.

“Inflasi inti yang tetap terkendali tidak terlepas dari konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya,” tambahnya.

Berdasarkan catatan BI, inflasi inti tetap terkendali yakni sebesar 0,22% (mtm), tetap stabil dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,29% (mtm). Secara tahunan, inflasi inti pada November 2018 tersebut tercatat 3,03% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu yang sebesar 2,94% (yoy).

“Inflasi inti bersumber dari inflasi upah tukang bukan mandor, cat tembok, tarif sewa rumah, tarif pulsa ponsel, dan emas perhiasan,” ujarnya.

Sementara inflasi volatile food lebih rendah dari pola historis, meskipun meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mengalami inflasi 0,23% (mtm) pada November 2018, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,17% (mtm). Namun demikian, realisasi inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rerata historis inflasi bulan November dalam tiga tahun terakhir sebesar 0,86% (mtm). Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,32% (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,48% (yoy).

“Inflasi volatile food bersumber dari komoditas bawang merah, beras, telur ayam ras, tomat sayur, dan wortel,”katanya.

Di sisi lain inflasi kelompok administered prices tetap terjaga, meskipun meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Inflasi kelompok administered prices pada bulan November 2018 sebesar 0,52% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,32% (mtm). Peningkatan inflasi kelompok ini terutama bersumber dari inflasi tarif angkutan udara seiring peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Peningkatan inflasi juga dipengaruhi dampak lanjutan dari kenaikan harga Bahan Bakar Khusus pada Oktober 2018.

Selain itu, kenaikan inflasi rokok kretek filter dan rokok kretek juga turut menjadi pendorong inflasi kelompok administered prices pada bulan ini.

“Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 3,07% (yoy), meningkat dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya sebesar 2,74% (yoy),” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: