Grant Thornton memperkirakan tahun ini akan terjadi peningkatan nilai transaksi belanja online dari tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan nilai transaksi tersebut berbanding lurus dengan besarnya animo masyarakat dalam menyambut pesta belanja online terbesar ini.
Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, terkadang masyarakat berpikir Harbolnas adalah kesempatan sekali dalam setahun yang harus dimanfaatkan sebanyak mungkin demi memperoleh penawaran terbaik.
"Namun tidak semua pembelian ini akan berujung pada sebuah keputusan yang cerdas dan tepat, terutama apabila kesehatan keuangan masing-masing tidak ditinjau secara menyeluruh," ujarnya di Jakarta, Senin (10/12/2018).
Sementara itu, Hanny Prasetyo, Assurance and Advisory Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, Harbolnas tentu memiliki banyak dampak positif lainnya, lonjakan transaksi menjadi momen yang paling ditunggu pelaku e-commerce untuk menutup tahun buku yang positif, UMKM yang mengembangkan bisnis secara online juga biasanya mencatat transaksi yang meningkat. Sedangkan bagi konsumen, keringanan dalam harga yang ditawarkan, efisiensi waktu dan kemudahan berbelanja online akan menjadi alasan mengapa Harbolnas layak untuk dinanti.
“Harbolnas membawa banyak kebaikan dan menjadi momen yang selalu ditunggu di akhir tahun, namun harus di imbangi dengan sikap tidak konsumtif dan bijak dalam mengatur keuangan sehingga tidak memberatkan kondisi keuangan Anda di tahun depan,” pungkasnya,
Berbagai e-commerce berlomba-lomba memberikan potongan harga dalam bentuk voucher, promo maupun diskon untuk produk tertentu, mendorong masyakarat agar rela merogoh kocek sedalam-dalamnya dengan asumsi akan mendapatkan hasil yang sama banyaknya.
Pada tahun 2017, Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) diikuti oleh 254 e-commerce dengan total transaksi mencapai Rp4,7 triliun atau 4,2 kali lipat dibandingkan transaksi hari biasa. Tercatat total transaksi mengalami lonjakan Rp1,4 triliun dari tahun sebelumnya. Dengan lebih dari 300 e-commerce yang mengikuti pesta belanja online pada tahun ini diperkirakan total transaksi mampu menyentuh angka Rp7 triliun.
Gegap gempita promosi dari pelaku e-commerce serta animo yang sangat besar dari masyarakat diiringi peningkatan signifikan transaksi tiap tahunnya memperlihatkan besarnya kemungkinan konsumen berperilaku konsumtif. Perilaku yang sangat mungkin timbul jika konsumen tidak memiliki pemahaman akan literasi keuangan yang baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: