Wakil Ketua Umum Partai, Arief Poyuono menyebut pernyataan Presiden Jokowi tentang jatuhnya harga sawit sangat ngawur. Ia menyebut Presiden Jokowi tidak punya kualitas sebagai presiden.
"Itu omongan Kangmas Joko Widodo yang enggak makai mikir asal ngomong aja seperti tong kosong berbunyi nyaring dan tidak punya kualitas sebagai Presiden RI," katanya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (17/12/2018).
Lanjutnya, ia mengatakan saat harga Sawit tinggi dan harga CPO tinggi malah di palak dengan pungutan ekspor yang nilainya 50 dolar AS oleh Joko Widodo lalu diberikan kepada para Konglomerat Sawit yang memiliki industri biodiesel.
"Gilanya lagi pengunaan Dana pungutan usaha perkebunan Sawit di salurkan ke Industri biodiesel yang katanya untuk subsidi Biodiesel B20 mengunakan Keppres Dan perpu yang melanggar UU No 39 tahun 2014 tentang Perkebunan," jelasnya.
Ia pun menilai pernyataan Jokowi yang mengusulkan petani sawit untuk mengganti tanaman jengkol dan petai itu benar-benar meledek para petani.
"Pengetahuan Joko Widodo dalam masalah perkebunan sangat below standard ya. Pohon jengkol itu untuk memasuki masa panen yang pertama kali, baru akan berbuah pada usia 5 tahun?. Dan pohon petai juga memerlukan masa pembibitan hingga 6 bulan dan berbuah baru 4 tahun. Sedangkan Sawit itu cuma butuh 2,5 sampai dengan 3 tahun sudah bisa produksi," katanya.
Sambunngnya, ia mengatakan seharusnya petani diberikan kebijakan yang matang. "Wong petani dan pengusaha kebun sawit butuh sebuah kebijakan Pemerintah untuk bisa mencari jalan agar harga harga sawit bisa kembali ke harga tinggi," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil