Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPBD Bojonegoro Masih Hitung Total Kerugian Banjir yang Akibatkan Padi Terendam

BPBD Bojonegoro Masih Hitung Total Kerugian Banjir yang Akibatkan Padi Terendam Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Desa Karangasem, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Rabu (14/2). Menurut data dari Kantor Kecamatan Sayung, sekitar 300 hektar areal persawahan terendam air dan terancam gagal panen akibat meluapnya Sungai Dombo yang tak mampu menampung debit air karena intensitas hujan tinggi selama dua hari terakhir. | Kredit Foto: Antara/Aji Styawan
Warta Ekonomi, Bojonegoro -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, masih menghitung dampak kerugian banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo dan Kepohbaru, yang mengakibatkan tanaman padi terendam air.

"BPBD menurunkan tim untuk menghitung besarnya kerugian dalam kejadian banjir bandang, akibat meluapnya Kali Gendong," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia di Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (29/12/2018).

Lokasi yang diterjang banjir bandang sejak sehari lalu, yaitu Desa Mejuwet, Karangdinoyo, Tologagung, Kecamatan Sumberrejo. Banjir menyebabkan 413 hektare tanaman padi dengan usia 40 hari terendam air.

Selain itu banjir juga merendam jalan poros kecamatan sekitar 30 sentimeter, selain persawahan dan puluhan pemukiman warga.

"Banjir tidak masuk ke rumah pemukiman warga, hanya di sekitarnya saja," ucapnya.

BPBD, lanjut dia, menerjunkan tim untuk melakukan pendataan kerugian dalam kejadian banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo dan Kedungadem melalui berkoordinasi dengan pihak desa untuk menghitung dampak banjir bandang.

"Di Kecamatan Kepohbaru genangan banjir bandang tidak terlalu luas melanda areal persawahan," katanya.

Ia menambahkan BPBD sudah mengimbau kepada warga di daerahnya untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman potensi bencana disebabkan curah hujan tinggi selama Desember.

Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, bahwa puncak curah hujan di daerah itu yang berpotensi menimbulkan banjir akan terjadi pada dasarian II Januari sampai Februari.

"Banjir parah di Karangdinoyo, Kecamatan Sumberrejo, merendam tanaman padi," ucap Petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro menambahkan.

Kepala Desa Pucangarum, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Sanawi menambahkan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) di desanya bekerja bakti meninggikan tanggul kritis Sungai Cangkring di sejumlah lokasi sejak sehari lalu.

Peninggian tanggul, lanjut dia, sebagai usaha mengamankan tanaman padi sekitar 350 hektare di desanya yang kurang sekitar sebulan panen.

"Petani takut Sungai Cangkring juga meluap karena curah hujan mulai tinggi," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: