Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily merespons tegas pernyataan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said yang menilai pembangunan era Presiden Jokowi terkesan terburu-buru demi menghadapi Pemilu 2019.
Ia pun lantas menuding bahwa Sudirman telah rabun melihat kenyataan. "Sudirman Said yang pernah menjadi menterinya Pak Jokowi, namun politik membuatnya rabun melihat kenyataan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Lanjutnya, ia pun menjelaskan bahwa dalam empat tahun Jokowi ini banyak melakukan terobosan dan transformasi dalam pembangunan ekonomi. Tak hanya itum ia mengatakan gaya kepemimpinan Jokowi tidak terjebak rutinitas birokrasi, serta melakukan lompatan yang hasilnya tidak instan dan berjangka panjang.
"Contohnya, kalau hanya memikirkan elektoral maka infrastruktur hanya dibangun di Jawa. Karena populasi pemilih mayoritas di Jawa. Tapi Pak Jokowi keluar dari kepentingan elektoral semata dengan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur yang bersifat Indonesia Sentris, bukan Jawa sentris, di perbatasan, di pulau terdepan dan Indonesia Timur," tuturnya.
Selain itu juga, ia menjelaskan kebijakan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM) satu harga yang diterapkan di seluruh Indonesia. Ia menegaskan bahwa hal ini mencerminkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Ini telah dibuktikan oleh pak Jokowi dalam empat tahun ini dengan melakukan perubahan besar-besaran dalam peningkatan daya saing ekonomi, kemudahan berusaha dan membongkar mafia-mafia ekonomi. Termasuk di sektor energi dan sumberdaya mineral, Jokowi membubarkan petral. Ternyata setelah tidak jadi Menteri, Sudirman jadi cepat lupa," jelas Ace.
Begitu juga dengan reformasi bantuan sosial yang sudah dilakukan Jokowi. Menurutnya, kemiskinan bisa turun karena cakupan penerima manfaat kartu KIP (Kartu Indonesia Pintar), KIS (Kartu Indonesia Sehat), dan PKH (Program Keluarga Harapan) diperbesar.
Selain itu, sistem penyalurannya juga dinilai Ace lebih efektif dalam empat tahun ini.
"Jangan sampai karena Pak Sudirman sakit hati semua capaian bersama sebagai bangsa justru dinafikan. Sehingga jadi rabun dalam melihat," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil