Sebanyak 30 pembesuk menjadi pemicu terjadinya kericuhan di Rumah Tahaman Kelas 1 Surakarta yang terjadi pada Kamis siang.
"Sebetulnya salah paham saja antara pengunjung dengan warga binaan," kata Kepala Rutan Kelas 1 Surakarta Muhammad Ulin Nuha di Solo, Kamis.
Ia mengatakan, berawal para pembesuk dan narapidana yang saling melihat sehingga salah satu pihak merasa tidak terima. Selanjutnya, terjadi cek-cok antarkedua kubu tersebut.
"Pada saat itu salah satu warga binaan ditarik bajunya sampai terjatuh. Penghuni lain spontanitas langsung membela. Meski demikian, dengan kesigapan petugas kami, para pembesuk tersebut sudah diamankan dan dievakuasi," katanya.
Ia mengatakan, kericuhan yang terjadi melibatkan warga binaan yang menghuni Blok B dan Blok C. Untuk mengantisipasi kejadian serupa ke depan, pihaknya akan menambah jumlah personel di bagian kunjungan.
"Tujuannya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi. Dulu memang sempat terjadi cek-cok dan sudah kami selesaikan. Ini terjadi lagi," katanya.
Meski enggan menyebutkan inisial warga binaan yang terlibat pada kericuhan tersebut, ia mengatakan, kedua pihak memiliki kasus kriminal serupa.
Sementara itu, mengenai jumlah kerugian yang dialami oleh rutan, ia masih enggan menyampaikan.
Pada kesempatan yang sama, Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, saat ini situasi sudah sangat kondusif.
"Pengamanan dipertebal, situasi sudah bisa dikendalikan. Mengenai antisipasi kami lakukan seperti biasa, pengamanan rutin dilakukan petugas LP berkoordinasi dengan Polres dan jajaran lain," katanya.
Sebelumnya, pascakericuhan tersebut terlihat sebanyak 12 warga binaan dievakuasi dengan menggunakan kendaraan polisi.
Wakapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai mengatakan, mereka dikirim ke sejumlah rutan, yaitu Sragen, Semarang, dan Wonogiri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: