Hujan deras mengguyur Jakarta pada Rabu (9/1/2019) pagi sebelum Presiden Joko Widodo blusukan ke beberapa daerah di Jakarta Barat.
Kunjungan bukan sembarang kunjungan, tapi kunjungan itu untuk menemui warga yang mendapatkan manfaat dari program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dibina oleh perusahaan BUMN, Permodalan Nasional Madani (PNM).
Iringan kendaraan kepresidenan melalui sejumlah jalan-jalan kecil yang hanya dapat dilalui dua kendaraan roda empat di Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Pada kunjungan itu, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menemui pedagang nasi uduk bernama Sutinah yang mendapatkan pinjaman sebesar Rp2 juta untuk berjualan.
Kendaraan kepresidenan berhenti tepat di depan lapak berterpal biru milik Sutinah.
Jokowi usai turun kendaraan menghampiri meja tempat jualan Sutinah yang "dihiasi" wadah penyimpan nasi uduk, serta sejumlah lauk pauk pelengkap khas nasi uduk antara lain semangkok mie goreng, bawang goreng, dan suwiran telor dadar.
Kepala Negara berdiskusi dengan Sutinah mengenai manfaat program Mekaar yang didapatnya.
Sutinah menyampaikan kepada Presiden modal dagangannya masih kurang. Hal itu ditanggapi oleh Presiden jika dia mencicil angsuran secara baik, maka modal akan ditambah secara berlanjut.
Dia mendapatkan modal dari Mekaar secara berkelompok yang digunakan untuk modal usaha nasi uduknya.
Ibu berusia 45 tahun itu mengaku pendapatan rata-rata per hari dari berjualan nasi uduk sebesar Rp100 ribu.
Program layanan Mekaar dibentuk pada 2015 diperuntukkan kepada wanita pra sejahtera yang tidak memiliki modal untuk membuka usaha, maupun modal untuk mengembangkan usaha.
Pemberian modal melalui Mekaar diberikan dengan berbasis kelompok wanita pra sejahtera.
Tujuan dari program itu adalah membantu wanita pra sejahtera untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Usai menemui Sutinah, Jokowi melalui gang sempit untuk menuju Lapangan Persima, Tambora.
Hujan yang mengguyur Jakarta rupanya membuat tanah lapang becek dan berlumpur.
Kendati demikian, Jokowi tetap santai menghampiri ibu-ibu yang menunggunya dan bersalaman di bawah tenda yang disediakan.
Dalam sambutannya Presiden menjelaskan program Mekaar diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha mikro.
Dia berharap agar pengusaha mikro dapat mengembangkan usahanya dan "mentas" menjadi usaha yang lebih besar lagi.
"Misalnya (usahanya) sudah di rumah, lalu rumahnya sudah nggak cukup, lalu pindah ke toko kalau usahanya gede. Kalau Mekaar sudah nggak mampu memberikan, lalu bisa pindah ke bank, ke KUR," kata Presiden berharap pengembangan usaha dari Mekaar.
Jokowi bercerita dulunya dia pun melakukan hal yang sama saat berbisnis mebel.
Sementara itu, saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Lapangan Gongseng, Ciracas, Jakarta Timur, pada Kamis (10/1) lalu, warga menyampaikan pinjaman pemerintah bisa menambah "nafas" bagi pengusaha mikro.
"Alhamdulillah, awalnya cuma jualan jamu. Sekarang tambah arem-arem (lontong) dan nasi uduk. Terus yang siklus (bantuan) kedua bisa tambah gorengan," kata seorang penerima manfaat Mekaar Sri Dayanti.
Sri bergabung sebagai nasabah program itu sudah selama dua tahun terakhir.
Dia mengatakan menerima dua kali bantuan modal yakni Rp2juta dan yang kedua Rp3 juta.
Program Mekaar itu memang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyaraka melalui usaha mikro skala rumah tangga.
Dalam kunjungannya di lapangan itu, Presiden juga meninjau beberapa produk yang dijual nasabah Mekaar.
Beberapa makanan yang dijajakan para nasabah seperti pempek Palembang, keripik bawang, keripik singkong, rempeyek kacang hingga cilok goreng pun dibeli Presiden.
"Buat dimakan. Keluarga kita kan sendiri besar sekali. Kalau saya kan hanya berdua tapi Paspampresnya kan di rumah ada puluhan orang. Semuanya suka," kata Presiden kepada media.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman