Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengerjaan Tol Layang Bikin Macet, Ini Tanggapan Wali Kota Makassar

Pengerjaan Tol Layang Bikin Macet, Ini Tanggapan Wali Kota Makassar Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Pengerjaan tol layang alias elevated road di Jalan AP Pettarani menjadi biang kemacetan. Dalam beberapa bulan terakhir sejak pembangunan dimulai, kemacetan parah menjadi pemandangan di ruas jalan tersebut. Hal tersebut tidak lepas lantaran padatnya arus lalu lintas yang melintas di Jalan AP Pettarani. 

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto, tidak menampik dampak pengerjaan tol layang membuat ruas Jalan AP Pettarani sering diwarnai kemacetan. Kondisi tersebut pun banyak dikeluhkan masyatakat. Meski demikian, ia menilai pembangunan elevated road pertama itu sangatlah penting dan kelak malah menjadi solusi kemacetan. 

Danny mengaku akan mengupayakan solusi atas kemacetan pada Jalan AP Pettarani mengingat pengerjaan megaproyek itu diproyeksikan berlangsung setidaknya selama dua tahun. Untuk itu, pihaknya telah membahas langsung dengan pihak swasta yakni Nusantara Infrastruktur (NI) yang bertanggungjawab atas proyek itu. 

"Kita sudah bahas untuk evaluasi tentang elevated tol road. Ini sangat penting utamanya untuk mengatasi kemacetan pada masa yang akan datang. Namun juga harus kita upayakan bagaimana mengatasi dampak kemacetan akibat pengerjaan proyek pada saat ini,” kata Danny, Senin (21/1/2019). 

Danny yang berlatar belakang arsitek melanjutkan saat ini pengerjaan tol layang Makassar dilakukan secermat mungkin, termasuk meminimalisir dampak kemacetan. Untuk itu, NI bahkan menggunakan jasa konsultan dari Jepang. Konsultan Jepang ini memiliki hitungan detik per detik terkait arus lalu lintas dan kemacetan.

“Soal kemacetan itu yang paling penting bagaimana mencari solusi. Saya malah menawarkan solusi ekstrim, kalau mau belok kita pakai separator apa semua,” ujar dia. 

“Mereka (NI) juga pakai konsultan Jepang melakukan hitungan detik per detik. Namun saya menambahkan adanya penggunaan separator. Hal ini untuk mengantisipasi masih kurangnya kesadaran pengendara mematuhi marka jalan. Jadi kita bikinkan fix jalur,” pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: