Perum Perikanan Indonesia atau Perum Perindo pada tahun ini menargetkan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp 1,39 triliun. Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda mengatakan, target tersebut meningkat 39,8% dari pendapatan usaha 2018.
Di mana diketahui, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi hasil laut ini telah sukses membukukan pendapatan Rp1 triliun di sepanjang tahun tersebut.
"Perum Perindo dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2019 menargetkan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp1,398 triliun, meningkat 39,8% dari pendapatan usaha 2018," jelas Risyanto dalam keterangannya, Minggu (27/1/2019).
Diketahui, perolehan pendapatan senilai Rp1 trilliun tersebut berasal dari tiga sektor, yakni pendapatan di sektor pelabuhan senilai Rp191,9 miliar, budi daya sebesar Rp154,8 miliar dengan volume 2.183 ton, dan terakhir perdagangan Rp616,5 miliar dengan volume sebesar 41.675 ton.
Selama lima tahun terakhir sejak 2014–2018, perusahaan berhasil menunjukkan tren pendapatan usaha yang meningkat secara signifikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 24,48%.
Risyanto melanjutkan, sesuai arahan pemegang saham, fokus bisnis pada 2019 meliputi jasa pelabuhan perikanan, pengolahan produk perikanan, dan budi daya. Salah satu strategi perusahaan, yaitu peningkatan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan, termasuk dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola bersama dengan Perum Perindo.
Beberapa penugasan pemerintah yang menjadi agenda utama perusahaan, antara lain operasionalisasi Pasar Ikan Modern Muara Baru, cold storage Muara Baru berkapasitas 1.000 ton, dan enam unit cold storage berlokasi di berbagai pelabuhan perikanan milik KKP.
"Perum Perindo optimis untuk meningkatkan kapabilitas sebagai operator sistem logistik ikan nasional yang semakin mampu menyerap produksi ikan nelayan," lanjutnya.
Wilayah kerja Perum Perindo terdiri dari 27 titik meliputi penangkapan, perdagangan, pengolahan, pelabuhan perikanan, dan budi daya tambak udang. Fungsi pelayananan umum terus dilaksanakan di enam pelabuhan perikanan, antara lain di Belawan (Sumatera Utara), Muara Baru (Jakarta), Pekalongan (Jawa Tengah), Brondong (Jawa Timur), Prigi (Jawa Timur), dan Pemangkat (Kalimantan Barat).
Beberapa aset penting lain seperti lahan eks-pelabuhan di Lampulo (DI Aceh) dan lahan mangrove di Tarakan (Kalimantan Barat).
Fasilitas operasional bisnis selain pelabuhan perikanan, antara lain docking atau perbaikan kapal di Belawan, tiga unit pabrik es di Belawan dan Brondong dengan total kapasitas produksi sebesar 200 ton, lima unit cold storage dengan total kapasitas 3.200 ton, tambak udang di tujuh lokasi dengan total area seluas 114,9 hektare, dan Keramba Jaring Apung di Singaraja (Bali) sebanyak 429 holes untuk barramundi dan kerapu, serta satu unit pabrik pakan ikan dan udang di Sukamandi (Jawa Barat).
"Penguatan peran Perum Perindo kepada stakeholder khususnya petambak dan nelayan juga menjadi prioritas kami. 2019 kami akan meningkatkan kerja sama penyaluran dana PKBL dengan BUMN lain untuk pengembangan kapasitas nelayan dan petambak," tambah Risyanto.
2018 telah terealisasi kerja sama penyaluran dana program kemitraan sinergi dengan PT Pertamina kepada 500 petambak udang di Lampung dan sinergi penyaluran dana program kemitraan dengan PT Taspen kepada 100 orang nelayan di Seram bagian Barat. Pada 2019 telah mendapatkan komitmen penyaluran dana program kemitraan dengan PT Aneka Tambang dan empat BUMN lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: