Tiga Kecamatan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yaitu Kecamatan Dolok Panribuan, Kecamatan Penombean Panei, Dolok Silou melakukan panen jagung secara serentak. Ada sekitar 30 hektar lahan jagung yang dipanen pada Rabu (30/1/2018). Satu hektar lahan menghasilkan 6,7 sampai 7 ton. Jumlah ini naik dari tahun 2017 yang hanya mencapai 5 sampai 6 ton.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, Juliana D. Saragih, SP yang hadir dalam panen tersebut mengatakan, harga jagung tahun ini juga naik, petanii sangat senang.
"Harga jagung basah Rp3.400 dan jagung kering Rp.4.500, petani senang dengan kenaikan tersebut. Mereka berharap harga jangan turun lagi," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (31/1/2019).
upri Sinaga, dari kelompok tani marsitoguan, Desa Nagori Mariah Dolok, Kecamatan Dolok Silau mengatakan, kelompok taninya mendapat bantuan benih jagung dengan varietas bisi 228 seluas 30 hektar dari pemerintah melalui dinas pertanian Kabupaten Simalungun, hasilnya cukup baik. .Dia juga meminta kepada Menko Perekonomian Darmin Nasution datang ke daerahnya untuk memanen padi bersama-sama petani.
"Hasil panen kami sangat baik, sekitar 7 ton per hektar, kami panen perkiraan minggu pertama Februari, kami berharap kepada bapak menko perekonomian Darmin Nasution supaya pulang kampung agar kita Bersama-sama memanen jagung di kabupaten Simalungun," terang Jupri. Para petani berharap pemerintah tidakk mengimpor jagung, karena di Sumatera Utara stok jagung sangat melimpah.
Kabupaten Simalungun terdiri dari 32 kecamatan, dengan luas lahan panen jagung 29.992 hektar dengan total produksi tahun 2018 mencapai 340.000 ton pipilan kering. Jagung-jagung hasil panen petani diambil oleh pengepul dan di distribusikan ke pabrik pakan ternak di Sumatera Utara.
Sementara, di 3 kecamatan Kabupaten Karo yaitu Tiga Binanga, Juhar dan Munte juga panen raya. Potensi panen jagung di 3 kecamatan ini ditaksir mencapai 22.467 ha. Kondisi saat ini di lapangan sudah panen (60%) dan sedang panen (40%) dengan harga sampai di kilang 4.500-4.600. Produktivitas sendiri ditaksir mencapau 9-10 ton per hektar karena cuaca mendukung dan dirasa sangat bagus dirasa oleh petani.
"Petani di lapangan mempercepat panen (kadar air 26-30%) karna takut harga akan turun (mendengar isu akan ada impor). Musim panen saat ini cenderung bersamaan/serentak, sehingga buruh panen tdk mencukupi. Kondisi kilang saat ini sendiri dipenuhi jagung, tidak ada kilang yang kosong satupun," tambah dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: