Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inalum Bentuk Lembaga Riset Terkait Hilirisasi Pertambangan

Inalum Bentuk Lembaga Riset Terkait Hilirisasi Pertambangan Pekerja mengawasi rangkaian proses produksi feronikel di pabrik Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra PT Aneka Tambang (ANTAM) di Pomalaa, Kolaka, Sultra, Selasa (8/5). Dengan posisi keuangan cukup solid sebesar Rp6,07 triliun PT ANTAM terus mengembangkan perluasan proyek strategis sehingga total kapasitas terpasang produksi feronikel ANTAM pada akhir 2018 akan meningkat 50 persen dari 27 ribu menjadi 40,5 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi). | Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum resmi membentuk Institut Industri Tambang dan Mineral atau Mining and Minerals Industry Institute (MMII).

Hadir dalam acara peresmian MMII, Jumat (1/2/2019), Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama Inalum Budi G Sadikin, dan Ketua Dewan Penasihat MMII Subroto.

Diketahui, MMII merupakan lembaga riset dan inovasi untuk mengembangkan hilirisasi pertambangan. Lembaga ini juga memiliki fungsi untuk mendukung Inalum dan seluruh pemangku kepentingan di industri pertambangan dan mineral untuk mengembangkan teknologi, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, dan menyusun rekomendasi kebijakan pengelolaan pertambangan, dan industri nasional yang berkelanjutan.

Budi G Sadikin menjelaskan, MMII diharapkan dapat mempercepat hilirisasi melalui sinergi dengan universitas dan lembaga riset, baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga sektor tambang dan industri dapat memberikan nilai tambah dan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

"MMII memiliki visi untuk menjadi lembaga penelitian dan pengembangan yang berpengaruh dan terdepan di dunia di bidang pertambangan, industri berbasis mineral dan energi," jelas Budi G Sadikin.

"Ke depannya, MMII akan berperan dalam membantu pemerintah menyusun kebijakan pengelolaan pertambangan dan industri yang berkelanjutan, melakukan riset dan inovasi pertambangan dan industri dengan mengedepankan penggunaan energi bersih, efisien dan berbiaya murah, dan meningkatkan kapabilitas, pengetahuan dan keahlian SDM tambang dan industri," tambahnya.

Ditambah lagi di 2019 ini, Inalum memiliki fokus pengerjaan empat proyek hilirisasi yang terdiri dari pembangunan pengolahan bauksit menjadi alumina bersama PT Aneka Tambang Tbk di Kalimantan Barat, pembangunan pengolahan batu bara menjadi gas dan produk turunan lain yang akan dilakukan PT Bukit Asam Tbk di Riau.

Baca Juga: Gandeng Uncen, Inalum Bangun SDM di Papua

Tak hanya itu, tahun ini Inalum berencana membangun smelter tembaga yang akan dilakukan PT Freeport Indonesia dan penjajakan pengolahan nikel menjadi bahan utama yang dapat digunakan oleh industri baterai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: