Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Pemilu 1999 Lebih Parah Dibanding 2019'

'Pemilu 1999 Lebih Parah Dibanding 2019' Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan pedas hingga beredarnya hoax di tahun politik 2019 makin genjar. Namun Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, menilai Pemilu 2019 belum bisa dikatakan terparah. Sebab penyelenggaraan paling kacau justru terjadi di pada Pemilu 1999.

“Kalau menyebut, saya lebih parah tahun 1999 dan itu sukses. Sekarang kalau ditanya mana yang lebih parah, ya parahan tahun 1999,” ujarnya di Jakarta, Senin (4/2/2019).

Baca Juga: Meskipun Komisioner KPU Tersandung Pelanggaran Hukum, Tahapan Pemilu Jalan Terus

Jimly menjelaskan, Pemilu 1999 memang berhasil diselenggarakan. Namun, bila melihat prosesnya, penyelenggaraan sangat kacau.

“KPU pertama tidak berhasil menetapkan hasil Pemilu 1999, mereka lapor kepada presiden, terpaksa presiden yang mengesahkan. Rapat plenonya tidak berhasil saking kacaunya,” katanya.

Ia menambahkan, dengan dinamika setelah reformasi setahun sebelumnya. Sebagian pengamat bahkan memprediksi akan ada pertumpahan darah. Beruntung hal itu tak terjadi.

Menurutnya, hal yang membuat Pemilu 2019 terlihat riuh adalah karena media sosial yang membuat setiap dinamika terasa besar. Inilah yang menurutnya yang membedakan antara Pemilu 2019 dengan Pemilu 1999.

“Nampaknya seperti lebih parah karena ada medsos. Kalau dulu kan belum ada medsos. Kalau (ada medsos) 1999 mungkin benar terjadi itu berdarah-darah tapi ramalan tidak terbukti,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: