Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa itu Smart Factory?

Apa itu Smart Factory? White sewing machine. | Kredit Foto: Unsplash/Agto Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gelombang revolusi industri 4.0 sudah datang. Perubahan besar akan terjadi dalam segala aspek kegiatan ekonomi, termasuk di bidang industri. Sebuah pabrik nantinya akan sangat digital (smart factory) dan saling terhubung yang mengandalkan smart manufaktur.

Kenapa disebut smart atau pintar? Karena sebuah pabrik dapat bekerja sendiri dengan menggunakan teknologi seperti kecerdasan buatan, robotika, analitik, big data, dan internet of things. Sehingga sebagian besar kegiatan di dalam pabrik dapat berjalan secara otonom dengan kemampuan mengoreksi diri.

Karakteristik yang menentukan dari pabrik pintar adalah visibilitas, konektivitas, dan otonomi. Sebetulnya pabrik sudah lama mengandalkan otomatisasi, tetapi pabrik-pabrik pintar mengambil konsep ini lebih jauh dan mampu berjalan tanpa banyak campur tangan manusia. Melalui teknologi yang lebih modern, sistem pabrik pintar dapat berjalan dan beradaptasi dalam waktu dekat dan nyata sehingga pabrik jauh lebih fleksibel.

Penggunaan sensor dan perangkat IoT yang luas menghubungkan mesin dan memungkinkan visibilitas ke dalam kondisi mereka, serta ke dalam proses pabrik. Analitik dan aplikasi yang semakin canggih berbasis pada AI dan machine learning akan menangani banyak tugas rutin, membebaskan orang untuk fokus pada penanganan pengecualian, dan membuat keputusan tingkat yang lebih tinggi.

Baca Juga: Begini Revolusi Industri 4.0 di Sektor Pertanian

Sementara robot diharapkan dapat mengisi pabrik-pabrik pintar untuk pekerjaan rutin, bekerja bersama manusia.

Karena itu, pabrik pintar akan mengandalkan manufaktur pintar yang menghubungkan pabrik dengan entitas lain dalam jaringan pasokan digital sehingga memungkinkan manajemen rantai pasokan yang lebih efektif. Mereka juga mengandalkan manufaktur digital yang menggunakan kembar digital untuk menghubungkan produk secara digital di semua tahap dalam siklus hidupnya.

Selain itu, mesin produksi dapat digunakan dalam jaringan lokal sistem eksekusi manufaktur untuk menerima pesanan, melaporkan kemajuan, mengakses instruksi kerja, dan berinteraksi dengan sistem.

Baca Juga: Era Revolusi Industri 4.0, Milenial Harus Jadi Penggerak Ekonomi

Dengan demikian, pekerja di pabrik dapat lebih mudah melihat informasi penting seperti instruksi, jadwal, data kualitas, status persediaan, dan perubahan permintaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: