Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mengusulkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar lebih menertibkan penonton, bukannya mengurangi jumlah penonton dari relawan pendukung di debat ketiga yang akan dilaksanakan pada 17 Maret 2019.
"Pada rapat terakir, kami mengusulkan agar tidak ada pengurangan penonton. Kalau misalnya ada satu atau dua orang yang membuat gaduh di tempat pelaksanaan debat, kami meminta KPU sebagai penyelenggara, dapat bertindak tegas," kata Wakil Direktur Saksi TKN Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Lukman Edy, di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu.
Lukman menjelaskan, pada debat capres pertama dan kedua, jumlah penontonnya sama, yakni 150 orang. Namun, pada debat capres pertama, penonton dapat lebih tertib.
"Pada debat capres pertama, penonton tertib karena moderator bisa langsung melihat penonton. Kalau ada penonton yang mulai teriak-tariak langsung ditegor oleh moderator," katanya.
Pada debat capres kedua, kata dia, moderator membelakangi penonton, sehingga tidak bisa melihat langsung siapa yang mulai teriak.
"Kami minta kepada KPU untuk mengevaluasi dan mengoreksi kondisi pentonton pada debat pertama dan kedua," katanya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menegaskan, KPU tetap mengatur posisi moderator membelakangi penonton pada debat capres ketiga, maka harus ada petugas lain yang memantau dinamika penonton.
"Jadi, kalau ada penonton yang naik kursi, teriak, dan membuat gaduh, yang tidak sesuai dengan tata tertib yang disepajati, kami mengusulkan agar pentonton tersebut dikeluarkan dari ruangan debat, tanpa harus ada peringatan lebih dulu. Jadi, esensinya menata ketertiban penonton, bukannya malah mengurangi penonton," katanya.
Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini menegaskan, KPU sebagai penyelenggara pemilu harus berani bersikap tegas terhadap penonton yang tidak disiplin.
Pada debat capres pertama, kata da, moderatornya, yakni Ira Koesno dan Imam Priyono, berani bersikap tegas.
"Selama pelaksanaan debat tidak boleh yel-yel, tidak boleh teriak-teriak, sehingga penonton menjadi tertib," katanya.
Pada debat capres kedua, kata Lukman Edy, moderator cuma menghadapi capres yang tampil dalam debat, tapi tidak melihat penonton, sehingga tidak tahu siapa penonton yang ribut di belakang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat