Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Rupiah yang Salah, Dia Hanya Korban

Bukan Rupiah yang Salah, Dia Hanya Korban Kredit Foto: REUTERS/Edgar Su
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sulit bagi nilai tukar rupiah untuk membalikkan keadaan saat ini. Meskipun bulan berganti, nyatanya rupiah masih saja mendapat tekanan bertubi-tubi sehingga tak punya kesempatan untuk sekadar melepas lelah. 

Memang, koreksi mendalam yang diterima rupiah bukan salah rupiah semata. Rupiah hanya korban dari berbagai sentimen negatif yang datang, baik dari lokal maupun global. Salah satu sentimen yang paling memengaruhi psikologis pasar keuangan Asia, yaitu kembali menegangnya hubungan antara AS-China. 

Negosiasi panjang dan berlarut nyatanya tidak menjamin kesepakatan dapat dicapai dengan mudah. Beberapa waktu lalu, Trump dengan bangga mengatakan perundingan dagang dengan China semakin menemui titik temu.

Baca Juga: Biar Impas, Rupiah Terkoreksi Tiga Hari Beruntun

Namun, kini Trump menunjukkan sikap yang bertolak belakang dengan hal itu. Trump bahkan mengancam akan menyudahi dan membatalkan perundingan dagang yang selama ini coba dirajut dengan China. 

"Saya tidak pernah takut untuk keluar dari kesepakatan, termasuk dengan China," tegas Trump sebagaimana dikutip dari Reuters.

Masih berkaitan dengan Trump, sentimen ini juga turut memperburuk psikologis investor terhadap pasar keuangan benua kuning. Trump dalam upayanya mencapai kesepakatan dengan Kim Jong Un lebih memilih untuk menyudahi perundingan lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Perundingan terkait dengan denuklirisasi itu selesai tanpa ada keputusan final. 

Baca Juga: India-Pakistan Berperang, Kok Rupiah yang Diserang?

Masuk ke dalam kondisi perekonomian global, Badan Pusat Statistik baru saja merilis data inflasi Februari 2019 yang menunjukkan angka 2,57% yoy. Sementara itu, BPS menyebut di Februari 2019 ini, deflasi Indonesia mencapai yang terendah dalam dua tahun terakhir dengan capaian sebesar 0,08%. 

Melihat beratnya sentimen yang membebani rupiah, maklum saja jika koreksi rupiah semakin dalam. Hingga pukul 14.50 WIB, rupiah sudah terkoreksi 0,41% ke level Rp14.123 per dolar AS. Rupiah juga masih terkoreksi 0,38% terhadap dolar Australia dan 0,40% terhadap poundsterling. 

Keadaan rupiah di hadapan mata uang Asia juga sama terpuruknya. Jelang sore hari ini, rupiah masih bertahan berada di posisi ketiga terbawah sebagai mata uang terkuat di Asia. Rupiah hanya mampu menguat 0,25% terhadap baht dan 0,02% terhadap dolar Taiwan. 

Selebihnya, rupiah masih terkoreksi 0,19% terhadap yuan, 0,39% terhadap dolar Hongkong, 0,02% terhadap yen, 0,32% terhadap won, dan 0,35% terhadap dolar Singapura.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: