Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Ini Amnesia, Sekarang Julukannya....

Jokowi Ini Amnesia, Sekarang Julukannya.... Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Capres petahana Joko Widodo meminta capres Prabowo Subianto untuk membeberkan data terkait uang rakyat Indonesia sebesar Rp11 ribu triliun rupiah yang berada di luar negeri.

Menanggapi hal itu, juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mengatakan terkait data uang WNI sebesar Rp 11 ribu triliun rupiah itu berasal dari pemerintah. Bahkan, menurutnya Jokowi pernah menyebut hal serupa tentang uang WNI sebesar Rp11 ribu triliun.

"Pak Jokowi itu pernah dua kali bilang uang WNI ada Rp11 ribu triliun di luar negeri. Pertama itu diucapkan Jokowi saat pemerintah gemborkan program tax amnesty di JI-Expo, Kemayoran dan di Hotel Clarion, Makasar," ujarnya di Jakarta, Sabtu (2/3/2019).

Baca Juga: Prabowo Bilang Rp11.000 T Uang WNI di Luar Negeri, Jawaban Jokowi Mengejutkan

"Dicek saja, ada kok jejak digitalnya," sambungya.

Oleh karena itu, Andre menyayangkan sikap Jokowi yang justru seakan-akan lupa dengan data-data yang pernah disampaikan ke publik. Menyebut Jokowi seperti amnesia dan tak sepatutnya seorang kepala negara seperti itu.

"Pak Jokowi ini amnesia. Dulu beliau sosok yang dijuluki dengan istilah 'I don't know what i'm sign'. Tapi sekarang julukan buat Pak Jokowi yang tepat adalah 'I don't know what i say'," jelasnya.

Baca Juga: Prabowo dan Uang Rp11.000 Triliun di Luar Negeri, Hoax Bukan?

Andre menambahkan, sikap seperti itu menandakan Jokowi tidak sepatutnya menjadi seorang pemimpin. "Mana ada kepala negara itu lupa dengan apa yang dia sampaikan. Nggak cuma ini, di debat kedua, Pak Jokowi juga menyebutkan data-data pemerintah yang nggak valid alias hoaks," terangnya,

"Jadi sudah jelas Pak Jokowi ini sangat tidak potensial memimpin Indonesia di periode ke-2. Oleh karena itu Pak Prabowo hadir untuk memperbaiki keadaan dan menuju Indonesia yang berkeadilan dan makmur," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: