Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keuntungan Perusahaan Kakak Erick Thohir Turun di 2018

Keuntungan Perusahaan Kakak Erick Thohir Turun di 2018 Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7). Perayaan satu dekade transformasi bisnis PT Adaro Energy Tbk ditandai dengan peluncuran program Adaro Nyalakan Ilmu yang merupakan program pendidikan berbasis karakter dengan skema Grant Match. | Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) perusahaan yang dipimpin oleh Garibaldi Thohir kakak dari Erick Thohir ini mengalami nasib yang kurang baik pada tahun 2018. Perseroan tercatat mengalami penurunan laba bersih sebesar 13,66% dari US$483 juta di 2017 menjadi US$417 juta pada penghujung tahun 2018. 

 

Padahal, pendapatan perusahaan pertambangan batu bara itu masih tumbuh sebesar 11% menjadi US$3,62 miliar di 2018 dari US$3,25 miliar di sepanjang 2017. 

 

Garibaldi selaku Presiden Direktur Adaro Energy mengatakan bahwa pendapatan usaha naik 11% dengan porsi kontribusi dari bisnis pertambangan dan perdagangan batubara mencapai 92%. Harga jual rata-rata batubara perseroan pun naik 5% y-o-y.

 

“Ini merupakan suatu pencapaian yang menggembirakan di tengah tantangan pasar dan volatilitas pasar batubara yang semakin tinggi, terutama pada kuartal terakhir tahun 2018. Kami berhasil mencapai target dengan terus berfokus pada keunggulan dan efisiensi operasional. Kami mencatat pertumbuhan produksi, mempertahankan marjin yang tinggi dan melaksanakan strategi untuk pertumbuhan jangka panjang pada setiap pilar bisnis perusahaan. kuisisi terhadap Kestrel semakin meningkatkan portofolio produk dan membuka peluang bagi Grup Adaro,” katanya, dalam keterangan resni di Jakarta, Selasa (5/3/2019). 

 

Baca Juga: Adaro Rampungkan Proses Akuisisi Tambang Batubara Kestrel

 

Adapun, beban usaha perseroan naik 6% menjadi US$194 juta di 2018 dibandingkan US$184 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya, terutama karena kenaikan komisi penjualan dan biaya karyawan seiring ekspansi perusahaan. Beban lain-lain meroket tajam dari US$6 juta menjadi US$124,29 juta di 2018.

 

Sehingga, beban pokok pendapatan perseroan naik 14% y-o-y menjadi US$2,41 miliar, yang terutama disebabkan oleh kenaikan nisbah kupas, volume, harga bahan bakar minyak (BBM), maupun pembayaran royalti kepada Pemerintah RI seiring kenaikan harga jual rata-rata. 

 

Baca Juga: Adaro Energy Bagikan Dividen US$75,17 Juta

 

Anak dari pemilik Astra International, Teddy Thohir ini menuturkan bila royalti yang dibayarkan perseroan kepada Pemerintah RI naik 9% y-o-y menjadi AS$378 juta. “Royalti naik seiring kenaikan harga jual rata-rata. Kami juga membukukan pajak penghasilan badan sebesar US$343 juta pada tahun 2018,” jelasnya. 

 

Menurut Garibaldi, Adaro mencatat peningkatan produksi sebesar 4% y-o-y menjadi 54,04 metrik ton, dengan dukungan produksi kuartalan yang mencapai 15,06 metrik ton pada kuartal IV 2018. “Pencapaian ini sesuai dengan panduan produksi tahunan yang ditetapkan pada kisaran 54-56 metrik ton. Penjualan batubara kami di sepanjang 2018 tetap solid pada 54,39 metrik ton atau naik 5% y-o-y,” ungkapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: