Dalam debat semalam, Cawapres Ma'ruf Amin berulangkali mempromosikan gagasannya dan capres petahana, Joko Widodo terkait tiga kartu sakti yakni Kartu Kuliah, Kartu Sembako Murah, Kartu Prakerja di panggung debat.
Cawapres Sandiaga Uno merasa gagasan tersebut tidak tepat karena akan membebani keuangan negara. "Pasti ada birokrasi, ada biaya, ada beban negara menghabiskan triliunan (rupiah). KTP elektronik kan ada chip, ada digital economy yang di belakang KTP kita. Kita akan gunakan KTP tersebut sebagai konsolidator program pemerintah. Jadi belum cukup membawa kartu tersebut ke fasilitas pemerintah untuk mendapat layanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan," ujarnya di Jakarta, Minggu (17/3/2019) malam.
Baca Juga: Sandi Pamer Program OK OCE dalam Debat
Menurut Sandi, kartu e-KTP supercanggih sehingga tak perlu lagi kartu-kartu program pemerintah. Dalam debat, Sandi mengeluarkan dompet lalu mengangkat KTP-nya. Sikap Sandi langsung diikuti para pendukungnya yag berada di dalam lokasi debat.
"Kita memiliki kartu, yakni kartu tanda penduduk, kartu kita sudah canggih, ini memiliki teknologi dengan big data, single identity number. Semua fasilitas ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, semua ada di sini. PKH kita tambah PKH Plus di dalam program yang hanya membutuhkan KTP ini," jelasnya.
Baca Juga: Pascadebat, IHSG Dibuka Hijau 0,32%
Sebelumnya, Ma'ruf Amin mengatakan, akan ada 3 'kartu sakti' jika dirinya dan Joko Widodo (Jokowi) menang di Pilpres 2019. Tiga kartu itu dibuat sebagai tanda hadirnya negara.
"Kami akan keluarkan tiga kartu. Kartu Kuliah, Kartu Sembako Murah, Kartu Pra-Kerja. Ini kartu yang akan kami keluarkan," ungkapnya.
Ma'ruf menggambarkan ketiga kartu ini bisa jadi solusi masyarakat dalam menghadapi masalah biaya pendidikan, kebutuhan dapur, hingga modal untuk mendapatkan kerja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim
Tag Terkait: