Perkasanya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat senang emiten produsen kemasan, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL). Direktur Keuangan NIKL, Jetrinaldi mengatakan, seiring dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat stabi, maka pada tahun 2019 kinerja keuangan pun akan membaik.
Pasalnya, penguatan rupiah akan menekan rugi selisih kurs perseroan hingga ke angka US$600 ribu. Dengan begitu, kemungkinan perseroan bakal kembali membukukan laba bersih pada tahun 2019.
“Jika kurs stabil, maka rugi kurs hanya US$600 ribu,” kata Jetrinaldi, di Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Sebagai informasi, kinerja keuangan perusahaan yan lebih dikenal dengan nama Latinus ini mencatatkan kerugian sebesar US$1,54 juta, padahal di 2017 mampu mencatatkan laba bersih US$1,36 juta. Hal itu disebabkan tahun 2018 mengalami rugi kurs mencapai US$2,8 juta.
"Kalau nilai tukar rupiah terhadap dolar AS stabil, tentu kami mencatatkan untung," ucapnya.
Dia mengungkapkan, jika laju rupiah terhadap dolar AS bergerakan stabil, maka pada 2018 perseroan akan membukukan laba bersih. Karena, lanjut Ardhiman, penjualan neto NIKL pada tahun lalu mencapai US$163,14 juta atau lebih tinggi dibanding realisasi di 2017 yang senilai US$151,79 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: