PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Tbk sepanjang 2018 memeroleh laba sebelum pencadangan sebesar Rp776,771 miliar. Capaian itu meningkat sekitar 30,35% dibandingkan 2017. Sejalan dengan hal tersebut, aset BRI Syariah juga tumbuh sebesar 20,20% menjadi Rp37,91 triliun dari Rp31,54 triliun di 2017.
Direktur Utama BRI Syariah, Moch Hadi Santoso mengatakan, kinerja positif BRI Syariah di 2018 ditunjang oleh dana pihak ketiga (DPK), khususnya pertumbuhan dana murah (CASA) melalui pemanfaatan akses jaringan layanan haji dan payroll karyawan secara tahunan. Pertumbuhan dana murah BRIsyariah di tahun 2018 naik sebesar 24,02%.
"Di 2019, diharapkan pertumbuhan dana murah ini dapat terus meningkat sehingga komposisi CASA dibanding dengan total DPK BRI Syariah ke depan dapat menekan biaya dana dan mengoptimalkan keuntungan bagi stakeholders," kata Hadi Santoso di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Upaya pencapaian tersebut, lanjut dia, akan didorong berbagai program dan strategi yang telah disiapkan, termasuk meningkatkan kerja sama payroll dengan institusi.
Baca Juga: Pasarkan Sukuk SR-011, BRI Syariah Incar Investor Ritel
"BRI Syariah telah menjalin kerja sama baru dengan berbagai institusi, baik swasta, BUMN maupun satuan kerja di bawah kementrian/lembaga negara. Kepada institusi yang bekerja sama, BRI Syariah menyiapkan layanan perbankan secara lengkap baik dari sisi pendanaan maupun pembiayaan," tambahnya.
Selain tabungan payroll, dukungan terhadap ekosistem haji umrah menjadi kunci peningkatan CASA. Dukungan ini ditunjukkan tidak hanya melalui produk tabungan, tapi juga MoU dengan Al Rajhi Bank untuk remitansi yang ditandatangani pada 29 Maret 2019.
Di sisi pembiayaan, pertumbuhan pembiayaan yang memiliki profil risiko rendah merupakan pendorong utama pertumbuhan pembiayaan. Di 2018 BRI Syariah menunjukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 14,96%.
Pada 2019, pembiayaan BRI Syariah akan tetap fokus pada segmen bisnis konsumer sebagai long-term key growth driver dan komersil sebagai short-term key growth driver yang diharapkan dapat menciptakan trickle down business bagi segmen bisnis lainnya termasuk konsumer.
"Namun di sisi lain, BRI Syariah juga akan fokus pada pengelolaan non-performing-financing dan terus mengevaluasi kontrol terhadap risiko untuk menyelaraskan pertumbuhan bisnis dengan pengendalian risiko yang memadai," pungkasnya.
Baca Juga: BRI Syariah Tingkatkan Loyalitas Nasabah di Era Digital
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: