Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir, menilai, negara pemenang adalah yang memiliki inovasi dan teknologi. Karena itulah, Kementerian yang ia pimpin, Kemenristekdikti memetakan Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045, seperti yang tertera dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2018.
Hasilnya, kini Kemenristekdikti telah mendanai 1.307 startup sejak 2015 sampai saat ini. 749 di antaranya telah masuk ke industri, sementara 558 sisanya masih menyandang status calon startup. Masing-masing startup menerima Rp250-500 juta sebagai pendanaan.
"Dari 1307 itu ada 749 startup dan 558 calon startup. Ini yang harus terus kami garap," ujar Nasir kepada persi di Ruang Rapat Kemenristekdikti, Jumat (5/4/2019).
Baca Juga: 5 Hari Lagi, Kemenristekdikti Akan Helat Indonesia Startup Summit
Ia pun mengatakan, startup harus tersebar di seluruh Indonesia sehingga permasalahan di daerah-daerah dapat terselesaikan. Jadi, pembangunan startup tak hanya berada di Pulau Jawa, tetapi Indonesia.
Nasir kemudian menuturkan, "Mudah-mudahan bisa mengimplementasikan pembangunan startup yang Indonesia sentris."
Dari data yang dimiliki Kemenristekdikti, startup yang mereka bina didominasi oleh startup sektor Teknologi, Informasi, dan Komunikasi serta sektor Pangan pada 2015-2019. Masing-masing memiliki angka 430 dan 355 dari keseluruhan 1.307 startup. Sementara persebarannya bervariasi.
"Paling banyak itu di Jawa Timur, tapi di Papua dan Gorontalo pun sudah ada walaupun baru satu di masing-masing tempat," sebut Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Dirjen Penguatan Inovasi, Ditjen Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti, Retno Sumekar.
Startup di luar Pulau Jawa tak hanya dilihat dari segi teknologinya, tetapi juga kemampuan solusi teknologi mereka untuk menyelesaikan masalah di daerah masing-masing.
Retno menjelaskan, "Kami berikan masukan untuk mengembangkan solusi teknologi di tiap daerah, dilokalisasi sesuai kondisi daerahnya."
Tidak hanya mendanai, Kemenristekdikti pun mengawal ribuan startup itu agar dapat masuk ke industri. Seperti yang dilakukannya kepada startup produsen motor listrik, Gesit, yang kini bekerja sama dengan WIKA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh