Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hancur, Martabat Prabowo Bisa Hancur Karena...

Hancur, Martabat Prabowo Bisa Hancur Karena... Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto (tengah) memberikan orasi politik saat kampanye akbar bertajuk "Indonesia Menang bersama Prabowo Subianto" di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Senin (8/4/2019). Dalam kampanye akbar yang dihadiri ribuan pendukung itu, Prabowo Subianto optimis akan memenangkan Pilpres 2019. ANTARA FOTO//ama. | Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai adanya persoalan serius terkait kepemimpinan Capres 02 Prabowo Subianto.

Menurutnya, Prabowo cenderung temperamental, mengeluarkan kata-kata kasar, dan ketidakpantasan etis di hadapan publik.

Baca Juga: Jokowi: Jangan Sampai Ada Marah-Marah

"Kata-kata kasar yang keluar dari Pak Prabowo semakin meruntuhkan kredibilitas dan martabat pemimpin. Sikap egonya dan tampilannya elite sekitarnya yang biasa dengan hoaks dan fitnah, justru semakin memperburuk keseluruhan tampilan politik yang seharusnya positif dan penuh hal-hal baik," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Lanjutnya, ia pun berpendapat karakter pemimpin akan ikut menentukan kultur positif dan martabat bangsa. "Ketika Pak Jokowi tampil sebagai sosok apa adanya, merakyat, visioner, dan selalu bergulat dengan apa pun persoalan rakyat sambil terus mengedepankan optimisme, hal ini menghasilkan kultur bangsa yang bergerak maju dan mengejar prestasi. Sebaliknya, Pak Prabowo yang emosional dan sering mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, menghadirkan ketakutan, kegelisahan akut, dan pesimisme," jelasnya.

Baca Juga: Kampanye Prabowo-Sandi 'People Power'?

Lebih lanjut, ia mengatakan gebrakan Prabowo, dan larangan bagi penonton menertawakan dirinya saat debat yang lalu, harus dilihat sebagai persoalan serius tentang watak dan karakter pemimpin.

Sambungnya, politik adalah proses berpenghidupan kebangsaan yang seharusnya mengontestasikan hal-hal baik dan membawa kemajuan peradaban, serta kebaikan bagi bangsa dan negara. "Pilpres akhirnya menampilkan kontradiksi karakter dasar pemimpin," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: