Rupiah mengawali perdagangan spot hari ini, Kamis (11/04/2019) dengan apresiasi 0,11% ke level Rp14.130 per dolar AS. Namun, bak fatamorgana, apresiasi tersebut seketika berganti dengan depresiasi.
Pada pukul 10.10 WIB, rupiah berbalik mendapat koreksi 0,07% ke level Rp14.160 per dolar AS. Satu hal yang melegakan, rupiah tak sendiri karena hampir seluruh mata uang Asia pun terkoreksi di hadapan dolar AS. Hanya yuan dan baht yang mampu menguat 0,02% dan 0,03% terhadap dolar AS.
Baca Juga: Rest in Peace, Rupiah
Meskipun begitu, rupiah mempunyai peluang besar untuk kembali menjadi mata uang yang perkasa. Selangkah demi selangkah, rupiah mulai merangkak naik hingga akhirnya kini menjadi mata uang terkuat kedua di Asia setelah yuan.
Sentimen eksternal dari The Fed telah menjadi anak tangga bagi rupiah untuk terus naik. The Fed yang memandang bahwa ekonomi AS masih kuat di tengah isu perlambatan ekonomi global akhirnya memutuskan untuk kembali menahan diri alias dovish.
Baca Juga: Rupiah KO? Tidak Semudah Itu Ferguso!
Hal itu tentu menjadi siasat yang kurang bagi bagi dolar AS. Bagaimanapun, jika tak ada kenaikan suku bunga, investasi berbasis mata uang dolar AS tersebut menjadi kurang menarik bagi investor.
Alhasil, peluang rupiah untuk berbalik menguat semakin besar. Selain dolar AS dan yuan, kiini rupiah hanya perlu menaklukkan dua mata uang kawasan lainnya, yaitu euro (-0,10%) dan poundsterling (-0,15%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: