Fore Coffee, startup kopi on-demand di Indonesia, menutup kuartal pertama tahun 2019 dengan performa memuaskan. Dua bulan setelah mendapatkan pendanaan putaran kedua, perusahaan rintisan ini telah nyaris membukukan pertumbuhan hingga dua kali lipat, dari 19 outlet di bulan Januari hingga 35 outlet di Jakarta pada bulan Maret. Aplikasi Fore Coffee pun telah diunduh lebih dari 500.000 kali dan menjadi aplikasi iOS lokal terpopuler ketiga di kategori makanan.
Co-founder dan CEO Fore Coffee, Robin Boe, mengatakan, kopi sudah menjadi kebutuhan untuk banyak orang. Namun, tidak semua orang punya waktu untuk pergi ke kedai kopi, mengantri, menunggu pesanan mereka jadi, lalu kembali ke tempat kerja.
“Dengan Fore Coffee, semua hambatan ini bisa kami atasi. Sekarang, mereka bisa melakukan banyak hal lain yang lebih produktif sembari menunggu kopi kami sampai ke tangan mereka dalam sekejap," ujar Robin, Kamis (11/4/2019).
Pada putaran pendanaan Seri A di bulan Januari 2019, Fore Coffee berhasil mengumpulkan total Rp134 miliar (US$9,5 juta), meningkat dari angka awal sebesar Rp120 miliar (US$8,5 juta) yang ditutup pada bulan tersebut. Investasi ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura East Ventures, diikuti oleh SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, dan beberapa angel investor.
Baca Juga: Kementan Ekspor 819,36 Ton Biji Kopi Sumatera
Robin mengaku sangat senang karena para investor memberikan kepercayaan penuh kepada Fore Coffee, terutama mengingat ada keragu-raguan dari sebagian pihak di awal pendirian Fore Coffee.
"Kami tahu bahwa kami sedang berada di jalur yang benar, dan kami tidak sabar untuk menggali saran, wawasan, dan peluang jaringan dari para investor kami yang sudah berpengalaman," tutur Robin.
Willson Cuaca selaku Managing Partner East Ventures menjelaskan, data mendorong terjadinya kostumisasi, yang kemudian akan menciptakan pengalaman baru untuk konsumen.
"Dengan menggabungkan hal ini dengan infrastruktur yang dioptimalkan untuk Indonesia, maka distribusi produk dan customer touch point bisa berkembang pesat," ungkapnya.
Fore Coffee menggunakan kemajuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan yang serba instan. Fore Coffee membuat proses pemesanan pada aplikasi lebih praktis dan mudah, serta mengintegrasikan sistem pembayaran dengan OVO dan Go-Pay, untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam mendapatkan segelas kopi. Cara ini memungkinkan Fore Coffee untuk memenuhi dua kebutuhan pelanggan yang utama: kopi dengan harga terjangkau yang bisa diantarkan dengan cepat
Pertumbuhan Fore Coffee yang signifikan membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani kopi, yang berhasil menjual 6,5 ton biji kopi setiap bulannya kepada Fore Coffee. Jumlah produksi ini berasal dari penggunaan 137 hektar perkebunan kopi yang diolah secara produktif oleh 600 petani di Indonesia.
Fore Coffee didirikan pada Agustus 2018 oleh Robin Boe dan Elisa Suteja. Platform penjualan online-to-offline ini melayani penjualan 10.000 gelas kopi sehari, dimana 85% dari total penjualan dipesan melalui aplikasi dan diantarkan kepada pelanggan. Sejak aplikasinya diluncurkan pada minggu kedua pada bulan Desember, Fore Coffee berhasil mencatat pertumbuhan penjualan signifikan dari 19.000 menjadi 300.000 gelas kopi per bulannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: