Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham Lyft Jatuh saat IPO, Pengaruhi Debut Saham Pinterest?

Saham Lyft Jatuh saat IPO, Pengaruhi Debut Saham Pinterest? Logo Pinterest. | Kredit Foto: Tech Crunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pinterest menghargai saham “PINS” di atas kisaran yang diprediksi pada Rabu (17/4/2019) malam, menurut laporan CNBC yang dilansir dari TechCrunch (18/4/2019). Perusahaan itu akan menjual 75 juta saham biasa kelas A seharga US$19 per saham dalam penawaran yang ditargetkan menghasilkan US$1,4 miliar (sekitar Rp19,6 triliun).

Sebelumnya, perusahaan mesin pencarian visual itu merencanakan untuk menjual sahamnya di antara US$15-US$17 dan tak meningkatkan ukuran penawaran. Dengan nilai US$12,3 miliar pada 2017, IPO memberi Pinterest kapitalisasi pasar yang terdilusi sebesar US$12,6 miliar.

Mengingat permintaan Wall Street yang loyo terhadap perusahaan ride-hailing, Lyft, yang baru-baru ini memulai debutnya di Nasdaq, tidak jelas seberapa baik kinerja Pinterest di hari, minggu, bulan, dan tahun-tahun mendatang. Seperti yang diketahui, bisnis Pinterest tidak menguntungkan seperti dua unicorn ride-hailing, Lyft dan Uber.

Baca Juga: Resmi IPO, Lyft Patok Harga Saham di Angka Tertinggi

Namun, keuangan yang diungkapkan dalam prospektus IPO perusahaan itu menggambarkan jalan yang jelas menuju profitabilitas. Adapun untuk Lyft dan Uber, sejumlah analis, seperti dari Wall Street masih mempertanyakan apakah salah satu bisnis akan mencapai profitabilitas.

Eric Kim dari perusahaan investasi teknologi konsumen, Goodwater Capital mengatakan, meskipun model bisnis Pinterest dan Lyft sangat berbeda, kejatuhan saham Lyft dapat berdampak pada penawaran Pinterest.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Uber, Lyft Tingkatkan Kisaran Harga Saham IPO-nya

"Sulit bagi mereka untuk tidak saling mempengaruh. Ini kategori yang jauh berbeda, tetapi mereka sama-sama memiliki konsumen teknologi dan keduanya akan berdagang dengan pendapatan digital ganda,” kata Kim, dilansir dari TechCrunch.

Perusahaan yang berbasis di San Francisco itu membukukan pendapatan US$755,9 juta pada 2018. Angka itu 16 kali lebih rendah dari penilaian terakhir, dengan kerugian US$62,9 juta. Angka kerugian naik dari US$472,8 juta dalam pendapatan pada 2017 dengan kerugian US$130 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: