Habib Rizieq Shihab meminta Prabowo-Sandiaga tidak bertemu dengan kubu Joko Widodo kecuali jika mereka mengakui kemenangan pasangan capres-cawapres 02.
Hal itu disampaikan Habib Rizieq dalam tayangan video Front TV yang diunggah di Youtube. Dari Kota Makkah, Arab Saudi, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu meminta pendukung Prabowo mengawal terus rekapitulasi surat suara dan C1.
"Saya amanatkan kepada Prabowo-Sandi maupun seluruh partai koalisi untuk tidak melakukan pertemuan dalam bentuk apapun apalagi melakukan deal-deal dengan partai-partai koalisi rezim yang melakukan kecurangan di berbagai daerah," katanya dalam tayangan video, Minggu (21/4/2019).
Baca Juga: Prabowo Enggak Mau Ketemu Luhut? Kenapa?
"Kecuali kalau mereka datang untuk mengakui kemenangan Prabowo-Sandi. Kecuali kalau mereka menghentikan segala bentuk kecurangan dan ikut bersama kita untuk mengawal hasil Pemilu yang jujur dan adil," lanjut Habib Rizieq.
Dia menuding bahwa lawan Prabowo sebagai "penjahat demokrasi" sehingga mereka tidak pantas ditemui.
"Sekali lagi jangan melakukan pertemuan apapun dengan mereka-mereka yang menjadi penjahat demokrasi karena mereka melakukan kecurangan secara masif, struktural dan sistematis, dan ini betul-betul satu dosa besar yang sangat-sangat berbahaya yang bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," katanya.
Habib Rizieq menyerukan "kepada rakyat Indonesia tetap bersatu berjuang dengan sabar, tegar, tabah, gagah, jangan pernah kendor melawan segala bentuk kecurangan."
Sebelumnya Rizieq mengatakan deklarasi kemenangan dilakukan Prabowo-Sandi di Pilpres 2014 sudah tepat. Prabowo sudah empat kali mendeklarasikan kemenangan bahkan sujud syukur, meski berbagai lembaga survei kredibel merilis hasil quick count atau hasil hitung cepat Pilpres 2019 yang mengunggulkan Jokowi-Ma’ruf Amin.
"Deklrasi kemenangan Prabowo-Sandi bersama partai koalisinya sudah sangat tepat, logis, realistis dan argumentatif," ujar Rizieq.
Baca Juga: Ternyata Ini Dasar Prabowo Deklarasikan Kemenangan
Menurutnya, tim Prabowo-Sandi telah memiliki data valid yang diperoleh dari 320 ribu TPS yang tersebar di 24 provinsi bahwa pasangan 02 menang di Pilpres 2019.
"Saat dilakukan deklarasi Prabowo-Sandi hampir semua televisi merilis quick count hitung cepat yang berisi kebohongan publik."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo