Pertama Hadir di Indonesia, Mampukah Nodeflux Sehebat CCTV Luar Negeri?
Di Indonesia, perangkat Closed Circuit Television (CCTV) sudah digunakan selama bertahun-tahun oleh pemerintah, perusahaan, bahkan individu, untuk memantau kondisi suatu tempat. Namun kemampuan yang dimiliki baru sebatas melihat dan merekam, untuk menganalisa situasi yang terlihat dan terekam, masih dilakukan secara manual oleh manusia.
Padahal, jika kita melihat di beberapa film seperti The Bourne Ultimatum, kamera CCTV sudah bisa digunakan untuk mengetahui identitas setiap orang atau benda yang tertangkap oleh kamera. Hebatnya analisa seperti itu terjadi secara otomatis, berkat kecerdasan buatan dan mesin pembelajaran yang ditanamkan ke perangkat tersebut.
Seiring perkembangan startup, rupanya teknologi seperti itu sudah ada di Indonesia, yang dihadirkan oleh Nodeflux. Startup kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang berdiri tahun 2016 lalu ini mengembangkan teknologi untuk memberikan terjemahan dari pemantauan yang dilakukan oleh alat rekam. Dengan teknologi yang dimiliki, CCTV tidak lagi sekedar jadi alat untuk melihat dan merekam, tapi juga memahami tentang apa yang dilihat dan memberikan informasi yang telah diproses.
Baca Juga: Co-Founder Nodeflux Berbagi Pengalamannya Jadi Spesialis AI
Nodeflux mengklaim model bisnis seperti itu yang pertama dikembangkan di Indonesia. Di negara lain, China ada startup serupa bernama SenseTime, startup ini bahkan mengalahkan Google dan Facebook dalam kompetisi pengenalan gambar. Saat ini SenseTime yang sudah berstatus unicorn ini memasok teknologi pengenalan wajah untuk Pemerintah China untuk melacak warganya. Selain itu startup ini juga melayani raksasa China Mobile, perbankan, penjara, bandara, kepolisian, dan pengusaha ritel.
Akankah Nodeflux bisa sesukses SenseTime, menurut Menurut Donald Wihardja, partner di Convergence Ventures, bisnis ini masih banyak tantangan. Tantangan utama adalah data, yang kemudian diolah untuk menghasilkan informasi yang komprehensif. Sementara saat ini berapa banyak data yang dimiliki untuk teknologi tersebut.
“Tapi berapa banyak kamera yang sudah terpasang di Indonesia,” ujar Donald kepada Warta Ekonomi baru-baru ini.
Baca Juga: Nilai Pasar AI Perbankan Mencapai US$300 Miliar pada 2030
Di China, teknologi tersebut telah didukung infrastruktur yang sangat dan handal. Di negara tersebut setidaknya suddah ada 170 juta kamera CCTV. Dan teknologi yang dipakai sudah sangat canggih, dimana dapat meningkatkan resolusi gambar hingga dapat dizoom 10 kali lipat untuk menghasilkan analisa yang lebih akurat.
Tapi kalau bicara bisnis, lanjut Donald, peluang bisnis startup AI memang tidak bisa dipungkiri. Dengan CCTV yang dilengkapi dengan AI akan memberikan sangat banyak solusi yang bisa diberikan kepada pihak-pihak berkepentingan, mulai dari pemerintah hingga perusahaan negara maupun swasta. Kamera memang menjadi jawaban yang paling mudah untuk menginput data ke dalam sistem yang dibutuhkan.
Dengan teknologi yang dimiliki, Nodeflux dapat dengan mudah mengetahui berapa banyak data mobil melewati jalan, berapa nomornya ganjil atau genap, berapa banyak mobil dengan CC tertentu, besar atau kecil, Nodeflux bisa dengan mudah melakukannya, sebab dengan kamera untuk melihat 99% dia bisa tahu itu mobil apa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh