Tiga Konglomerat Asal Bangka Belitung, Kekayaannya Nggak Berujung!

Menilik pengusaha dari Bangka Belitung (BaBel), ada sosok H.M Fitno yang ramai diperbincangkan. Ternyata, selain Fitno, masih ada lho sederet pengusaha lain asal Babel.

Kesuksesannya sama dengan Fitno, berikut deretan pengusaha lain asal Babel:

1. Budi Yulianto

Pertama, Budi Yulianto. Ia merupakan pendiri Multi Buana Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Jakarta Barat. Mengutip dari Indotrading, Budi dulu sempat menjadi karyawan di Salim Group sebelum menjadi pengusaha Indonesia.

Baca Juga: Tengok Kisah HM Fitno, Si Konglomerat Rajin Sedekah

Namun, suatu waktu ia memutuskan untuk mundur dan terjun ke dalam bisnis milik keluarga. Pada saat itu, usaha yang didirikan oleh keluarganya bergerak di bidang trading. Namun tentu saja sifatnya masih tradisional dan manajemennya pun masih berantakan.

Upaya demi upaya dilakukan untuk menjadikan perusahaan keluarganya maju, Budi mulai melihat hasil baiknya. Di tahun 1992, Budi mendirikan Multi Buana Group yang bergerak di bidang jasa dan trading.

Memiliki pengalaman di bidang perusahaan trading, tak membuat Budi kesulitan mengembangkan usahanya. Alhasil, berawal dari trading, Multi Buana Group bisa mengembangkan usaha ke bidang kemaritiman, sarana infrastruktur, permesinan, agrobisnis, energi, ritel, trading, dan investasi.

2. Hidayat Arsani

Selain Fitno dan Budi, ada nama Hidayat Arsani. Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur di Bangka Belitung ini menjadi salah seorang pengusaha top di daerahnya.

Menurut informasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), total harta kekayaan Hidayat mencapai Rp73 miliar di tahun 2016. Ia merupakan pemimpin Arsani Group. Ia pengusaha yang bergerak di bidang properti, pelayanan kesehatan, perhotelan, dan pertambangan.

Baca Juga: Sosok Konglomerat yang Kini Jadi Ayah Tiri Nagita Slavina

3. Chandra Lie

Selain itu, pendiri Sriwijaya Air, Chandra Lie juga salah satu pengusaha asal Babel yang kekayaannya mencapai Rp4 triliunan. Pria kelahiran Pangkal Pinang 1965 ini merantau ke Jakarta buat melanjutkan pendidikan SMA, namun karena tak lulus Universitas Indonesia, dia memutuskan untuk melanjutkan usaha di bidang garmen.

Setelah sukses berbisnis garmen, dia pulang kampung dan menjalani bisnis tour dan travel. Dari sinilah cikal bakal berdirinya maskapai yang operasionalnya kini dipegang oleh Citilink, anak usaha Garuda Indonesia.

Baca Juga: Dulu Calo Tiket, Pemilik Lion Air Kini Masuk Urutan Orang Terkaya di Indonesia

Sebelum mendirikan maskapai, Chandra sempat memulai usahanya di bidang penyewaan pesawat jenis Fokker dan Boeing.