Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Revolusi Industri 4.0 Butuh Kontribusi Kaum Hawa

Revolusi Industri 4.0 Butuh Kontribusi Kaum Hawa Kredit Foto: Kemenkop-UKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Revolusi industri 4.0 harus dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik oleh kaum hawa karena adanya prospek yang menjanjikan bagi perempuan sebagai bagian dari kemajuan peradaban dunia.

Hal itu dikatakan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM bidang Produktivitas dan Daya Saing, Herustiati saat memberikan sambutan sekaligus membuka seminar memperingati hari Kartini dengan tema Peran Perempuan Indonesia Membangun Budaya Bangsa di Jakarta, Rabu (24/4/2019).

Herustiati mengaku masih ada sejumlah tantangan dalam menarik tenaga profesional perempuan untuk bekerja di dunia industri.

"Untuk itu, dibutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dalam menggali potensi kaum perempuan agar menjadi wanita karier yang kuat dan mampu menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0," kata Herustiati.

Herustiati pun mencontohkan, Indonesia memiliki Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya, Jawa Timur, yang merupakan koperasi terbaik, serta wanita-wanita tangguh di bidang TI seperti, Catherine Hindra Sutjahyo (Direktur Zalora Indonesia), Diajeng Lestari (Founder Hijup), Veronika Linardi (Founder dan CEO Qerja), dan masih banyak wanita atau para pelaku UKM hebat lainnya.

Baca Juga: Wow!! Inilah 9 Perempuan Hebat di Balik Unicorn Ciptaannya

"Kita juga memiliki perempuan-perempuan hebat di kabinet kerja yang berprestasi di skala nasional maupun internasional, seperti Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan dan Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri," papar dia.

Menurut Herustiati, perempuan yang cerdas di era digital saat ini merupakan implementasi konkrit perjuangan pahlawan nasional RA Kartini.

"Sebagai pejuang emansipasi kaum perempuan, perjuangan dan kegigihan beliau menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk dapat maju dan mengembangkan kecerdasan dan potensi diri," tandas Herustiati.

Karena itu, bagi Herustiati, pemaknaan hari Kartini lebih berhakikat ketika perempuan menggunakan momen ini untuk berkontemplasi. Berusaha untuk terus mencerdaskan diri menjadi ibu yang layak dijadikan sekolah utama bagi anak-anaknya.

"Tak peduli apakah berkarya di luar rumah sebagai wanita karier atau pun di rumah, semua ibu mempunyai tanggung jawab dan peran yang sama dan utama. Karena seperti yang Kartini pernah katakan, kita dapat menjadi manusia sepenuhnya tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya," jelas Herustiati.

Bagi Herustiati, tanpa perjuangan Kartini, wanita Indonesia tidak akan bisa menikmati pendidikan dan kesetaraan hak dengan kaum pria. Kartini pun dikenal dengan wawasannya yang luas akan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. 

"Wanita tangguh ini pun memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita dengan melihat perbandingan antara wanita Eropa dengan wanita pribumi," pungkas Herustiati.

Baca Juga: Karena Tekanan Global, Jumlah Pemimpin Perempuan Malah Meroket 12%

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: