Tahun ini, Grab berencana menanamkan modal di enam perusahaan wilayah Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu pasar utama dari perusahaan itu, dijadikan salah satu negara prioritas.
Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan berujar, investasi itu tidak akan keluar dari bisnis utama Grab yang berkaitan dengan transportasi dan logistik. Layanan yang ditawarkan oleh perusahaan calon investee pun harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan Grab.
"Pastinya harus signifikan dan memberikan dampak yang signifikan terhadap pelanggan kami," kata Ongki di Grand Indonesia, Kamis (25/4/2019).
Baca Juga: Bulan Depan, Grab Rilis Layanan Beli Tiket Bioskop, Gandeng Siapa Tuh?
Hingga akhir tahun ini pun, perusahaan itu juga menargetkan untuk memiliki 500 partner bisnis. Nantinya, kerja sama mereka bisa berbentuk layanan di dalam atau pun di luar platform Grab.
Ongki berkata, "Partnernya itu yang bisa handle seluruh Asia Tenggara."
Grab sendiri mencari partner yang kualitasnya baik dengan permintaan yang tinggi dari pelanggan. Dengan begitu, layanan mereka akan meluas dan mitra berkesempatan memperoleh penghasilan tambahan di luar layanan antar-jemput penumpang.
"Dengan begitu, Grab bisa tumbuh dengan lebih cepat," imbuh pria itu.
Beberapa partner Grab hingga saat ini adalah Toyota sebagai investor, Hooq, Booking.com, BookMyShow, dan OVO. Juni atau Juli nanti, perusahaan itu akan menghadirkan layanan kesehatan dengan menggandeng healthtech China, Ping An.
Baca Juga: Gandeng Healthtech China, Grab Akan Rilis Layanan Kesehatan Digital
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti