Benchmarking merupakan sebuah pengukuran dari kualitas kebijakan organisasi, produk, program, strategi, dan lainnya, untuk memberikan wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya baik dengan cara membandingkannya dengan industri serupa ataupun yang berbeda. Benchmarking bisa juga disebut sebagai perbandingan yang dijadikan tolok ukur atau patokan.
Mengutip dari Shopify (30/4/2019), bencmarking juga bisa dijelaskan sebagai proses mengukur kinerja produk, layanan, atau proses perusahaan terhadap orang-orang dari bisnis lain yang dianggap sebagai yang terbaik di industri, alias yang terbaik dikelasnya.
Baca Juga: Ini Dia 4 Fase Transformasi Digital, Bisnismu Sudah di Fase Mana?
Istilah tersebut digunakan sebagai peluang internal untuk perbaikan. Dengan mempelajari perusahaan-perusahaan yang kinerjanya unggul, bagaimana cara mereka sampai pada titik keunggulan, kemudian membandingkan proses-proses tersebut dengan bagaimana bisnis Anda beroperasi. Dengan begitu, Anda bisa menerapkan perubahan yang akan menghasilkan peningkatan.
Pada dasarnya, ada dua jenis dasar peluang peningkatan: berkelanjutan dan dramatis. Peningkatan berkelanjutan bersifat inkremental, hanya melibatkan penyesuaian kecil untuk menuai kemajuan yang cukup besar. Peningkatan dramatis hanya dapat terjadi melalui rekayasa ulang seluruh proses kerja internal.
Jenis-jenis Benchmarking
Ternyata, benchmarking tak melulu proses yang membandingkan dengan produk luar. Benchmarking dapat juga dilakukan secara internal dengan membandingkan kinerja beberapa kelompok atau tim di dalam organisasi tersebut. Bencmarking dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni:
Baca Juga: Bisnis Masuk Pasar Digital? Pemasaran Online Adalah Koentji!
1. Strategic Benchmarking, yaitu Benchmarking yang mengamati bagaimana orang atau organisasi lain mengungguli persaingannya.
2. Process Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan proses-proses kerja.
3. Functional Benchmarking, yaitu Benchmarking yang melakukan perbandingan pada Fungsional kerja tertentu untuk meningkatkan operasional pada fungsional tersebut.
4. Performance Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kinerja pada produk atau jasa.
5. Product Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan produk pesaing dengan produk sendiri untuk mengetahui letak kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) produknya.
6. Financial Benchmarking, yaitu Benchmarking yang membandingkan kekuatan finansial untuk mengetahui daya saingnya.
Baca Juga: Siap untuk Waralaba? Coba Evaluasi dengan Faktor Ini Dahulu
Langkah dalam Benchmarking
1. Pilih produk, layanan, atau departemen internal untuk dijadikan tolok ukur;
2. Tentukan perusahaan kelas di mana Anda harus membandingkan - di organisasi mana Anda akan membandingkan bisnis Anda;
3. Kumpulkan informasi tentang kinerja internal mereka, atau metrik;
4. Bandingkan data dari kedua organisasi untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam kinerja perusahaan Anda;
5. Adopsi proses dan kebijakan yang berlaku di antara para pemain terbaik di kelasnya;
Setelah melakukan langkah itu, benchmarking akan menunjukkan perubahan apa yang akan membuat perbedaan paling besar, tetapi terserah Anda untuk benar-benar menempatkannya atau tidak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: