Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catatan Pemilu LSI Denny JA: Partisipasi Pemilih Tinggi

Catatan Pemilu LSI Denny JA: Partisipasi Pemilih Tinggi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mencatat empat temuan penting dari penyelenggaraan Pemilu serentak 2019. Pesta demokrasi lima tahunan ini menjadi Pilpres dengan partisipasi paling tinggi sejak Pemilu pasca-Orde Baru. Data tersebut didapat dari quick count yang dilakukan jajarannya pada 17 April 2019.

Baca Juga: Saran Saya, Prabowo Segera Umumkan Menolak Hasil Pilpres

Peneliti LSI Denny JA, Adrian Sopa mengatakan, temuan pertama diketahui angka golput Pilpres 2019 hanya sebesar 19,24% berdasarkan hasil quick count LSI Denny JA. Padahal, pada Pilpres 2004 golput tercatat sebesar 23,30%, sementara pada Pilpres 2009 naik menjadi 27,45%. Sementara angka Pilpres 2014 di angka 30,42%.

"Ada empat alasan golput cendrung turun. Pertama mobilisasi dan seruan jangan golput dari kedua kubu yang masif saat kampanye. Kedua munculnya partisipasi dari civil society yang membuat gerakan antigolput. Ketiga tingginya partisipasi dari minoritas. Keempat gerakan dor to dor terutama dari relawan Jokowi," kata Adrian di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Sementara, temuan kedua Pilpres 2019 hanya mengubah 15% teritori dari dukungan Jokowi maupun Prabowo. Pada 2014, Jokowi tercatat menang di 23 provinsi sementara Prabowo unggul di 10 provinsi.

Sedangkan, pada Pilpres 2019, Jokowi mampu menang di 21 provinsi dan Prabowo menang di 13 provinsi dengan catatan ada tambahan 1 provinsi di Kalimantan Utara. Untuk catatan Pilpres 2019 diambil berdasarkan hasil quick count LSI Denny JA.

"Ada empat provinsi di 2014 dimenangkan Jokowi kini beralih memenang Prabowo. Keempatnya Bengkulu, Jambi, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Sementara Gorontalo 2014 dimenangkan Prabowo kini menangkan Jokowi," jelas Adrian.

Adrian melanjutkan, catatan ketiga LSI Denny JA menunjukkan bahwa Pilpres 2019 menghasilkan pembelahan berdasarkan identitas dan paham keagamaan di sejumlah wilayah. Hal ini dibuktikan dengan kemenangan mutlak petahana di basis suara minoritas seperti Bali, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, dan Kalimantan Barat.

"Sementara Prabowo-Sandi juga menang telak dibasis Islam seperti Aceh, Sumbar dan Riau," paparnya.

Adrian mengatakan, temuan keempat LSI Denny Ja yakni Pemilu serentak 2019 harus dibayar mahal dengan kalah pamornya Pemilu legeslatif yakni DPR dan DPD. Berdasarkan cacatan LSI Denny JA 70% percakapan publik didominasi dengan pembahasan Pilpres.

"Quick count menunjukkan 19,24% golput Pilpres sementara gulput Pileg mencapai 29,68%. Padahal Pileg tak kalah penting dengan Pilpres harusnya ada kesetaraan Pemilu dalam pesta demokarasi ini," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: