KSP Tanaoba Lais Manekat (TLM) Gereja Masehi Injil Timor (GMIT) menyelenggakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) kedelapan tahun buku 2018. Menariknya, koperasi ini menghelat RAT secara online di 13 cabang utama yang dihadiri antara 40 sampai 50 anggota perwakilan. Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Luhur Pradjarto diundang hadir sekaligus membuka RAT tersebut.
"Koperasi harus terus melakukan perbaikan pengelolaan organisasi dan usahanya," kata Luhur dalam sambutannya.
Luhur mengatakan, kebijakan reformasi total koperasi yang dilakukan Kemenkop-UKM untuk menekankan penguatan koperasi berkualitas telah memberikan dampak baik pada koperasi yang eksis. Di era persaingan dalam revolusi industri ini, kualitas pengelolaan usaha termasuk koperasi sangat diperlukan agar koperasi bisa tumbuh berkembang.
Ketua Harian Dekopin, Agung Sudjatmoko menambahkan, koperasi adalah perusahaan yang mempunyai kekuatan konsolidasi sosial dan ekonomi anggotanya. Kesatuan ekonomi anggota dimaksud mempunyai potensi yang harus ditangkap dan dikerjakan koperasi dewasa ini. Menurut dia, koperasi harus mulai menuju pada konglomerasi bisnis demi mencapai perubahan yang sangat mendasar.
"KSP boleh mempunyai saham di perseroan, baik yang didirikan sendiri atau bermitra dengan pihak lain, yang tidak boleh bagi KSP adalah mempunyai unit usaha di luar sektor simpan-pinjam," papar Agung.
Baca Juga: Berkonsep Koperasi, Tokokarya Inkopkar Hadir di Indonesia Timur
Tidak hanya itu, Agung juga menjelaskan bahwa koperasi merupakan perusahaan yang harus mampu menyesuaikan perubahan.
"Di era revolusi industri 4.0, economic sharing, ekonomi digital, dan era generasi milenial ini, maka koperasi harus mampu melakukan transformasi ke modern dan profesional," katanya.
KSP TLM GMIT menyampaikan RAT mencatat kinerja yang luar biasa. Koperasi yang berdiri 15 Februari 2010 dan menjadi koperasi primer nasional pengesahan dari Kemenkop-UKM ini merupakan salah satu koperasi berkualitas di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hingga tahun buku 2018, anggota KSP TLM GMIT mencapai 131.134 orang, terdiri dari perempuan 76.963 orang dan anggota peminjam sebanyak 77.362 orang. Jumlah anggota yang cukup besar dan partisipasi yang baik ini karena 50% anggota bertransaksi dengan koperasinya. Kesemua anggota tersebut dilayani oleh 33 cabang serta oleh 472 karyawan.
Untuk aset, sampai 2018 koperasi membukukan aset sebesar Rp135,3 miliar, ekuitas sebesar Rp27,7 miliar dengan SHU sebesar Rp9,6 miliar. Kinerja bisnis koperasi sektor simpan-pinjam ini semakin baik karena NPL semua produknya sebesar 0,77%. Sedangkan NPL untuk program membantu kaum perempuan miskin agar berdaya hanya 0,02%.
Baca Juga: Rebranding Koperasi Harus Digalakkan di Kalangan Milenial
"Keberhasilan koperasi menekan NPL ini karena pendekatan kedisiplinan kepada anggota dan kejujuran yang diberlakukan, apa yang disampaikan pengurus atau karyawan kepada anggota itu yang dilakukan, termasuk memberikan sanksi tegas kepada karyawan yang bersalah apalagi melakukan penyimpangan atas keuangan koperasi," kata Ketua KSP TLM GMIT, Pdt Semuel V Nitti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti