PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) bersikukuh jika laporan keuangan tahun 2018 sudah sesuai pernyataan standar akutansi keuangan (PSAK) yang ada. Perseroan pada laporan keuangan tahun 2018 memang telah memasukan pendapatan dari Kerja sama yang dilakukan antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia terkait penyediaan koneksi wifi dengan periode 15 tahun.
Dari situ, perusahaan akan mendapatkan pembayaran dari Mahata Aero Teknologi sebesar US$239.940.000 selama 15 tahun. Pembayaran tersebut, US$28.000.000 di antaranya merupakan bagi hasil Garuda Indonesia dengan PT Sriwijaya Air.
“Jadi apa yg dilakukan ini secara akutansi sudah sesuai,” tegas Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Fuad Rizal dalam paparan publik insidentil, di Tanggerang, Rabu (8/5/2019).
Baca Juga: Saham Anjlok, Direksi Garuda Curhat Begini
Laporan keuangan Garuda Indonesia sudah sesuai dengan PSAK 23 dimana pendapatan dari penjualan jasa diakui jika seluruh kondisi seperti jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, kemudian besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke entitas. Lalu juga tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode dapat diukur secara andal dan biaya yang timbul untuk transaksi serta biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
Oleh karena itu, pendapatan dari alokasi slot setiap pesawat terhubung diperhitungkan pada saat jasa diberikan selama jangka waktu perjanjian 15 tahun. Ia pun menyatakan jika sesuai dengan PSAK perjanjian kerjasama memang harus selama 15 tahun.
“Kenapa 15 tahun karna sebagai startup company dia perlu dukungan investor, yang akan didapat jika ada kesepakatan kontrak. Karena ada provit sharing untuk pendpaayan iklan tidak ada rugi kan Garuda, ini kan nol biaya, kalau kontrak putus, hak tagih tidak hilang. Kalo 15 tahun karena secara psak harus begitu,” tegasnya.
Baca Juga: Alhamdulillah! Garuda Sudah Terbuka, Investor Berlapang Dada
Dalam kesempatan yang sama Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia, Iwan Joeniarto mengungkapkan manajemen berkeyakinan bahwa piutang dari transaksi ini akan mengalir ke Garuda Indonesia Group karena Mahata Group memiliki kontrak kerjasama dengan Luthansa System, Luthansa Tecnik dan Inmarsat.
“Mahata juga didukung oleh parent company Global Mahata Group dengan nilai bisnis US$640,5 juta. Mahata pun memperoleh pendanaan dari well vintage Dubai,”ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri