Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham Anjlok, Direksi Garuda Curhat Begini

Saham Anjlok, Direksi Garuda Curhat Begini Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Tanggerang -

Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) anjlok hingga berada di harga Rp394 per saham. Padahal, pada 6 Maret 2019 lalu harga saham perseroan sempat menyentuh level tertinggi Rp630 per saham. 

 

Hal tersebut terjadi setelah munculnya polemik dari laporan keuangan tahun 2018 Maskapai Penerbangan nasional ini.

 

Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Fuad Rizal menyatakan bahwa dirinya merupakan orang yang paling sedih melihat kondisi harga saham perseroan yang terperosok. Ia bercerita jika sejak dipercaya untuk menduduki posisinya tersebut di September 2018 harga saham Garuda sempat terangkat. 

 

“Saya orang paling sedih di Garuda karena harga saham turun. Kita ditunjuk direksi September 2018. Dari mulai 12 September sampai dengan pertengahan bulan Maret saham Garuda sempat tertinggi di Rp620 per lembar saham,” ujarnya, dalam paparan publik insidentil, di Tanggerang, Rabu (8/5/2019). 

 

Baca Juga: Diduga Rekayasa LK, Garuda Indonesia Tak Pakai Auditor Terbaik

 

Seperti diketahui, dua komisaris Garuda Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria menilai ada dugaan manipulasi laporan keuangan perusahaan 2018. Mereka tak setuju dengan pencatatan laporan keuangan perusahaan pada 2018 karena salah satu transaksi sudah diakui sebagai pendapatan.

 

Keberatan mereka sampaikan terkait kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan. Kerja sama itu dilakukan antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia terkait penyediaan koneksi wifi.

 

Baca Juga: Setelah Jualan Tiket Promo, Saham Garuda Indonesia Anjlok 4,86%

 

Dari situ, perusahaan akan mendapatkan pembayaran dari Mahata Aero Teknologi sebesar US$239.940.000. Pembayaran tersebut, US$28.000.000 di antaranya merupakan bagi hasil Garuda Indonesia dengan PT Sriwijaya Air. 

 

Namun, hingga akhir 2018 belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata Aero Teknologi. Walau begitu, Garuda Indonesia sudah mengakuinya sebagai pendapatan tahun lalu.

 

Baca Juga: Alhamdulillah! Garuda Sudah Terbuka, Investor Berlapang Dada

 

Dalam kesempatan ini, Fuad juga ingin menepis isu yang menyebutkan jika perseroan melakukan window dressing yang dilakukan terhadap laporan keuangan 2018 perseroan. 

 

“Saham Garuda itu nilai naik diawal Desember. Kenapa naik, karena manajemen aktif lakukan inovasi untuk berikan layanan tambah kepada penumpang. Dari akhir November hingga Januari kita keliling cari investor kita sampaikan apa yang akan kita lakukan ke Garuda itu belum ada angkanya karena belum keluaran. Persepsi market itu support dan setuju apa yang akan dilakukan Garudu akan tingkatkan kinerja,” ucapnya. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: